Minggu, 05 Mei 2019 | 14:15 WIB
Perawatan wajah dengan metode vampire facial diyakini memiliki efek signifikan. Namun sayangnya, cara ini telah memakan korban. Pasalnya, ada dua orang didiagnosis positif HIV setelah menjalani vampire facial.
Melansir dari People, kedua korban menjalani vampire facial setahun lalu di sebuah klinik bernama VIP Spa wilayah Kota Albuquerque, New Mexico. Kini klinik itu telah ditutup.
Hasil penyelidikan menemukan dua orang yang dinyatakan positif HIV itu pernah menerima prosedur terkait suntikan dalam perawatan vampire facial di VIP Spa.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Face Wash, Kemasan Mini Cocok untuk Traveling
Keduanya disuntik kembali dengan darah mereka lewat prosedur microneedling dengan rentan perawatan antara Mei-September 2018.
''Pihak laboratorium tengah memeriksa data dua orang klien yang diindikasi terinjeksi virus HIV dengan sumber yang sama. Mereka sebelumnya negatif dan baru teridentifikasi setelah melakukan perawatan di spa tersebut,'' ungkap pihak departemen kesehatan setempat.
Sebagai gambaran, vampire facial dilakukan dengan terlebih dahulu mengambil darah dari pasien. Darah tersebut kemudian ditaruh dalam sebuah sentrifugal dan diputar dengan kecepatan tinggi hingga plasmanya terpisah.
Baca Juga: Riset Digital Ramadan 2024: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Paling Getol Promosi di Media Sosial
Plasma yang biasanya memiliki warna kekuningan ini kemudian disuntikkan ke wajah atau bagian tubuh lain. Selain penyuntikan plasma darah, ada juga praktek microneedling.
Kulit wajah biasanya bakal berdarah setelah menjalani microneedling. Meski metode ini diklaim bisa meremajakan kulit, menghilangkan jerawat serta bopeng, bukti ilmiah menunjukkan hal sebaliknya.
Baca Juga: Erina Gudono Umrah Bareng Suami, Tas Branded Rp100 Juta Curi Perhatian
Metode perawatan vampire facial malah memiliki risiko infeksi yang sangat berbahaya. Ia dapat menularkan penyakit berbahaya melalui darah, termasuk HIV dan hepatitis.