Selasa, 14 Mei 2019 | 21:15 WIB
Julian Rios Cantu, seorang siswa berusia 18 tahun asal Meksiko, hampir kehilangan ibunya karena kanker payudara lima tahun lalu. Mereka terlambat mendeteksi tumor kecil yang kemudian tumbuh dengan begitu cepat.
Sang ibu selamat, tapi penyakit itu merenggut tubuhnya. Berdasar pengalaman menyakitkan itu, remaja ini lalu mendesain bra yang bisa mendeteksi kanker payudara.
Melansir dari In Style, bra tersebut menggunakan sensor di dalam lapisan yang mengumpulkan dan menyimpan data. Tumor akan menyebabkan lebih banyak darah mengalir ke area payudara tertentu, di antara perubahan lainnya.
Baca Juga: Ratusan Desainer Meriahkan Panggung Indonesia Fashion Week 2024
Jadi, jika aliran darah, bentuk, suhu, atau tekstur pemakainya berubah secara dramatis, bra akan mendeteksi adanya perbedaan. Jika perubahan sedang berlangsung, itu akan menjadi pengingat untuk secepatnya mengunjungi dokter.
Namun tenang saja. Dengan menggunakan bra pendeteksi ini, payudara tetap berada pada posisinya dan tidak berubah bentuk. Sebab salah satu bagian paling keren dari desain bra ini adalah kemudahan penggunaannya.
Biosensor dapat dicocokkan dengan mudah ke berbagai model bra, lalu melacak informasi yang tersambung pada aplikasi sederhana.
Baca Juga: 7 Ide Parcel Rp100 Ribu, Lebih Hemat tapi Tetap Berkualitas
Jadi wanita bisa memakai bra, membuka aplikasi, dan cukup duduk selama sekitar satu jam setiap minggu.
Baca Juga: Hasil Survei: Perjalanan Ramah Lingkungan Lebih Disukai Wisatawan
Tentu saja, teknologi ini masih dalam tahap prototipe. Julian terus berupaya mengembangkannya bersama dengan tiga teman melalui perusahaannya, Higia Technologies.