fashion-beauty

Baca Dulu Sebelum Beli, Yuk Kenali Bedanya Sunscreen Kimia dan Mineral

Sunscreen kimia dan mineral memiliki perbedaan yang mencolok.

Rima Sekarani Imamun Nissa
Jumat, 06 September 2019 | 21:00 WIB

Ada dua macam sunscreen atau tabir surya yang sering ditemui di pasaran, yakni mineral dan kimia. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Agar tak salah beli, yuk kenali perbedaannya.

Melansir Harper's Bazaar, sunscreen kimia punya beberapa kandungan seperti avobenzon, homosalat, oktisalat, octocrylene, atau oksibenzon.

Semua bahan ini memang terdengar menarik karena tidak meninggalkan noda putih di baju dan cepat diserap kulit. Sayangnya, juga dapat menimbulkan berbagai iritasi seperti alergi dan rasa panas di kulit.

Sayangnya, kandungan-kandungan kimia ini dikatakan mempunyai lebih banyak resiko bagi tubuh karena dapat mengganggu kerja hormon.

Sunscreen kimia juga memberi dampak buruk bagi lingkungan karena tidak langsung menguap ke udara.

Liburan ke pantai. (Unsplash/Artem Bali)

Beberapa bahan penyusun sunscreen kimia seperti oxybenzone, octocrylene, octinoxate, dan ethylhexyl salicylate, ditemukan hampir dalam seluruh depot air di dunia.

Limbah sunscreen ini sangat mudah ditemui dari aktivitas ringan seperti mandi atau berenang di laut. Residu-residu sunscreen bakal terbawa oleh air hingga terbentuk menjadi limbah.

Melihat banyaknya bahaya yang ditimbulkan sunscreen kimia, maka sangat disarankan menggunakan sunscreen mineral yang memakai zinc dan titanium dioksida untuk memecah sinar ultra violet.

Sunscreen mineral juga lebih aman untuk kulit sensitif, bahkan pada bayi sekalipun.

Ilustrasi sunscreen. (Shutterstock)

Kelemahan sunscreen mineral adalah lengket, terasa tebal di kulit dan teksturnya sangat 'berat'. Walaupun begitu, versi mineral lebih baik untuk kulit dan lingkungan.

Salah satu tips mencari sunscreen mineral yang baik adalah memilih berdasarkan bahan mineral zink atau titanium dioksida dengan SPF minimal 30.

Jangan pilih produk yang mengandung turunan vitamin A seperti etinil palmitat, retinol, retinil asetat, retinil linoleat dan asam retinoit karena bisa menyebabkan oksidasi.