Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Penting untuk memperkuat sistem pelayanan kesehatan seiring dengan berbagai tantangan baru dalam kesehatan global, terutama munculnya penyakit-penyakit yang terdengar asing dan meningkatnya angka kesakitan akibat penyakit-penyakit kronis.
Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka kesakitan di Indonesia mencapai 15,38% pada 2019. Walau terjadi penurunan menjadi 13,04% pada 2021, angka tersebut tetap signifikan. Selain itu, nyatanya pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas masih belum sepenuhnya tercapai di seluruh negeri.
Contoh penyakit kronis yang banyak terjadi misalnya, penyumbatan pembuluh darah jantung akibat adanya plak yang cukup keras sehingga butuh teknologi atau alat medis khusus. Ada pula penyakit autoimun yang disebabkan berbagai faktor, termasuk gaya hidup tidak sehat.
Ada juga sejumlah penyakit lain seperti kanker, penyakit tulang dan sendi, penyakit syaraf seperti stroke pada usia muda, nyeri tulang belakang, kelumpuhan mendadak, syaraf terjepit, infeksi gigi dan mulut, dan masih banyak lagi.
Baca Juga
Penyakit-penyakit tersebut kian marak sejak era pandemi. Meski bukan tergolong penyakit baru, kasus yang belakangan muncul berkembang menjadi berbagai varian dengan tambahan gejala atau keluhan bagi penderitanya.
Kebutuhan masyarakat akan fasilitas kesehatan lengkap dengan tenaga medis handal akhirnya meningkat. Kebutuhan pengobatan akan penyakit-penyakit tersebut secara tidak langsung juga berdampak pada peningkatan jumlah masyarakat Indonesia yang lebih memilih untuk berobat ke luar negeri.
Berdasarkan survei terbaru Kementerian Kesehatan Indonesia, tercatat peningkatan signifikan dalam jumlah orang Indonesia yang memilih berobat di luar negeri selama dua tahun terakhir. Data survei tahun 2024 menyebutkan bahwa terdapat peningkatan hampir dua kali lipat dalam jumlah pasien yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mencari perawatan medis dibandingkan data tahun 2022.
Ada banyak alasan yang membuat masyarakat lebih memilih berobat ke luar negeri. Salah satunya adalah akses terhadap teknologi medis dan keahlian spesialis yang mungkin belum tersedia secara luas di Indonesia.
Ada pula faktor kurangnya kepercayaan terhadap kualitas pelayanan kesehatan di dalam negeri. Hal ini menunjukkan perlunya upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem kesehatan lokal.
Dokter Pitono Yap, selaku Direktur Bethsaida Hospital membenarkan jika banyak ada banyak alasan di balik keputusan ke luar negeri. Beberapa di antaranya mungkin punya pengalaman buruk saat menjalani pengobatan di dalam negeri sehingga kehilangan kepercayaan.
"Atau karena harga yang terlalu tinggi, tapi tidak dirasakan adanya perubahan kearah yang lebih baik. Dan bisa juga karena ada kebutuhan khusus pada teknologi atau keahlian medis tertentu yang sulit dijangkau di Indonesia," kata dia, dilansir dari Suara.com.
"Oleh karena itu, peningkatan kualitas pelayanan dari berbagai aspek seperti kenyamanan, teknologi dan keahlian tenaga medis di fasilitas kesehatan menjadi sangat penting," imbuhnya.
Tag
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?