Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Dunia fashion seolah sedang berbenah tentang jati dirinya. Mereka yang dulu bangga menggunduli hewan hanya untuk diambil bulunya untuk fashion kini mulai berpikir panjang. Mereka kini berpikir tentang bagaimana membuat fashion tetap stylish tanpa harus menyakiti mahluk hidup lainnya.
Sudah menjadi rahasia umum jika gemerlap dunia fashion yang glamour tidak bisa dilepaskan dari balutan busana mewah nan menarik hati. Sepatu, tas, jaket yang terbuat dari kulit ular dan mantel bulu lembut yang terbuat dari bulu rubah. Semua itu bagaikan surga dunia bagi pencinta mode.
Saking terbuainya dengan surga dunia, mereka sering tidak sadar jika itu merenggut hak mahluk hidup lainnya hanya untuk alasan yang tidak manusiawi. Fashion.
Di balik mantel bulu mewah yang menghangatkan mereka saat musim semi yang berangin, ada banyak hewan yang mengorbankan nyawanya untuk diambil bulunya. Ironis, kan?
Baca Juga
Di tengah kelebihan manusia untuk berpikir logis, mereka lebih tertarik untuk menghangat diri dengan bulu hewan. Mereka seolah hewan malang tersebut tidak punya hak yang sama untuk menghangatkan diri dengan bulu di tubuhnya sendiri.
Namun secara perlahan, trend fashion bergeser. Produk papan atas dengan bahan bulu atau kulit hewan yang dulunya sangat digemari perlahan mengalami penurunan penjualan yang signifikan.
Melihat hal ini, banyak rumah mode dan desainer yang mulai mengatur strategi baru. Rupanya mereka cepat paham jika trend gaya busana dengan mengorbankan mahluk lain tidak lagi digemari. Belakangan, gerakan untuk lebih ramah lingkungan lebih sering disuarakan.
Tidak mau kalah, beberapa rumah mode kini banting setir untuk menghentikan penggunaan bulu hewan sebagai material busana mereka. Mengikuti trend yang berkembang, berbondong-bondong para desainer meluncurkan produk yang lebih ramah lingkungan, seperti gaun daur ulang atau sepatu dari bahan yang lebih go green.
London Fashion Week tak mau ketinggalan. Gelaran busana bergengsi ini baru saja mengumumkan jika acara mereka akan tetap tampil memukau walaupun tanpa busana yang menggunakan bulu hewan asli.
Hal ini rupanya disambut baik oleh banyak pihak, termasuk Burberry yang baru saja mengumumkan kebijakan mereka untuk tidak menggunakan bulu hewan dalam setiap karya busananya.
Gerakan ini menambah panjang daftar rumah mode dan desainer yang lebih dulu mengumumkan hal serupa. Beberapa nama populer seperti Versace, Gucci, Stella McCartney dan Giorgio Armani telah mengonfirmasi kalau mereka akan berhenti menggunakan bulu hewan untuk koleksinya.
Begitu juga dengan DKNY, Michael Kors, Tommy Hifiger, Vivienne Westwood, Ralph Lauren dan Calvin Klein. Mereka sudah lama debut untuk tidak menggunakan material hewani pada karyanya.
Melegakan. Hal ini seolah menjadi momen yang paling ditunggu oleh Naomi Campbell, Claudia Schiffer dan Elle Macpherson. Deretan super model kelas dunia itu pernah melakukan kampanye 'lebih baik tanpa busana daripada menggunakan bulu hewan' pada tahun 1994 dengan cara melakukan pose tanpa busana untuk mendukung PETA atau gerakan pemerhati binatang.
Lalu bagaimana dengan desainer lainnya? Apakah mereka sepaham dengan gerakan ini? Wendy Higgins, Direktur Media Internasional dari The Humane Society International UK berharap jika gerakan ini akan membuat beberapa rumah mode lainnya agar mengambil sikap yang sama.
Dengan contoh sebuah rumah mode kelas dunia yang masih ngotot menggunakan bulu hewan, Wendy Higgins mengatakan jika itu adalah sebuah prinsip yang cukup kolot dan tidak baik bagi perkembangan rumah mode itu sendiri.
''Pr*** masih menggunakan bulu hewan asli dan itu kan membuatnya semakin terisolasi dan ketinggalan jaman dari ke hari,'' ungkapnya seperti yang dilansir dari The Guardian.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri