Dewiku.com - Masashi Kuwata, putra mantan pemain bisbol profesional Jepang, Masumi Kuwata, menyita perhatian netizen karena penampilannya. Ia mengubah diri dari seorang pemuda Jepang menjadi boneka hidup bernama Matt Kuwata.
Dilansir dari Next Shark, Masashi yang kini dikenal dengan Matt Kuwata, telah mengejutkan banyak netizen dengan transformasi dramatisnya yang membuatnya tampak seperti boneka kulit pucat dengan mata kartun besar.
Sebelumnya Matt sudah sering tampil di beberapa acara TV, terutama talkshow dengan wajah yang sama sekali berbeda. Dia kini benar-benar terlahir kembali menjadi orang lain.
Dengan perubahannya menjadi mirip boneka hidup, sekarang dirinya mendapatkan lebih banyak ketenaran. Ada rumor bahwa Matt menjalani operasi plastik, namun ia belum mengonfirmasi hal itu.
Meski begitu, transformasi wajah seorang Matt Kuwata memang menunjukkan adanya perubahan yang sangat signifikan.
Lewat akun Instagram pribadinya, pria berusia 24 tahun itu memperlihatkan kecintaannya dengan berbagai produk kosmetik serta perawatan salon dan medis untuk mempertahankan penampilannya.
Meski Matt Kuwata tidak memilih jalur yang sama dengan ayahnya, mereka tampak masih memiliki ikatan dekat. Selain itu, sepertinya ia tidak keberatan dengan keputusan putranya yang kini menjelma jadi boneka hidup.
Terkini
- Kulit Mulus Tanpa Drama: Tren Regenerative Therapy yang Sedang Naik Daun
- Gerbong Khusus Perempuan di KRL: Solusi Aman di Perjalanan Atau Cuma Bikin Ribut?
- Clean Beauty Baru yang Siap Rebut Hati Pecinta Skincare Indonesia
- Gowes Bukan Sekadar Gaya: Perempuan Bersatu Lawan Kekerasan Digital Biar #SamaSamaAman
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan