
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Setelah penjualan sepatu sneaker Yeezy dilaporkan tumbuh 600 persen pada tahun 2018, Adidas secara resmi mengkonfirmasi bahwa Yeezy Boost 700 ''Salt'' segera dirilis. Kehadiran Yeezy Salt diyakini bakal mendapat sambutan super positif.
Dilansir dari Highsnobiety, sepatu ini menggunakan paduan bahan kulit dan suede yang disambungkan dengan bahan mesh.
Bagian midsole-nya punya rona off-white dengan upper keabuan seperti warna garam. Sedangkan gum sole-nya berwarna hitam dengan reflective heel serta diperinci dengan aksen 3-stripes.

Seperti yang diketahui, Yeezy adalah sepatu kolaborasi antara rapper Kanye West dengan merek Adidas. Yeezy jadi salah satu sneakers paling populer dan ditunggu rilisnya.
Baca Juga
Seri Yeezy awalnya dibuat terbatas sehingga orang harus berebut untuk bisa mendapatkannya. Maka dari itu, harga jual reseller-nya bisa melonjak hingga angka belasan juta rupiah karena langka.
Untuk seri Salt ini, beberapa rumor menyebutkan produksinya tidak akan banyak agar sneakers itu tetap langka.
Sepatu Yeezy Boost 700 ''Salt'' akan tersedia pada 23 Februari 2019 di toko online adidas dan dijual dengan harga USD 300 atau Rp 4,2 juta.
Terkini
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif