Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Pembentukan ulang hidung atau koreksi hidung adalah prosedur kosmetik bedah paling populer ketiga di Amerika Serikat pada 2017 lalu, menurut American Society of Plastic Surgeons.
Banyak orang melakukan koreksi pada bagian hidung karena berbagai alasan, baik secara estetika maupun fungsional. Bisa jadi mulai dari menyingkirkan benjolan di hidung atau meluruskannya hingga memperbaiki masalah pernapasan.
Hanya saja semakin ke sini, jumlah orang yang melakukan prosedur operasi terkait hidung itu semakin menurun. Mungkin ini disebabkan oleh sebuah perawatan baru yang tidak melibatkan pembedahan, yakni liquid nose job atau operasi hidung tanpa pembedahan.
''Operasi hidung tanpa pembedahan ini adalah prosedur invasif minimal yang melibatkan penyuntikan filler ke dalam hidung untuk mengubah bentuknya, lubang hidung atau tingginya,'' ujar Dr. Michelle Yagoda, seorang ahli bedah plastik bersertifikasi yang berbasis di New York City, seperti dilansir dari HuffPost.
Baca Juga
Dia menambahkan, koreksi hidung tanpa pembedahan ini dapat menyelesaikan banyak hal yang bisa dilakukan prosedur bedah, walaupun hasilnya hanya sementara.
''Filler juga bisa digunakan untuk memodifikasi ujung hidung,'' kata Dr. Michael Dobryansky, ahli bedah plastik bersertifikat di Long Island Plastic Surgical Group.
''Saya menggunakan filler untuk menyuntikkan bagian ujung agar lebih baik, menghidupkannya, dan membuatnya lebih halus guna memberikan harmoni wajah,'' ucap dia.
Filler asam hialuronat adalah filler yang paling umum digunakan dalam prosedur ini, menurut Dr. David L. Cangello, ahli bedah plastik bersertifikat di New York City. Hanya saja, Dobryansky mengatakan bahwa filler asam hialuronat kadang-kadang dapat digunakan dalam kombinasi dengan neurotoxin (seperti Botox). Dalam kasus yang jarang terjadi, hanya neurotoxin yang bisa digunakan.
''Prosedur yang sebenarnya memakan waktu sekitar 15 hingga 20 menit, tapi mungkin sedikit lebih lama jika krim mati rasa diterapkan sebelumnya,'' ujar Dobryansky. Krim mati rasa sendiri biasanya perlu 10 hingga 15 menit untuk bereaksi.
Apakah perawatan ini terasa sakit?
Cangello menyatakan prosesnya tidak menyakitkan, walaupun beberapa pasien mungkin merasa sedikit tidak nyaman untuk waktu yang singkat setelahnya.
''Memar dan pembengkakan mungkin terjadi,'' Dobryansky menerangkan.
Dalam hal downtime, benar-benar tidak ada. Bahkan, dalam satu jam, seseorang dapat menjalankan rutinitas mereka seperti biasa.
Berapa lama ini bertahan?
Tak seperti operasi hidung, hasil dari prosedur nonoperasi ini bersifat sementara, dan cuma berlangsung selama filler masih ada, sekitar enam hingga 12 bulan, kata Dobryansky. Yagoda menempatkan kisaran antara 10 bulan dan satu tahun.
''Resolusi filler bertahap karena ini adalah sesuatu yang menghilang seiring waktu. Beberapa orang mengalami perubahan lebih cepat, dan untuk yang lain, itu membutuhkan waktu lebih lama,'' kata Dobryansky.
Koreksi hidung dapat membuat hidung terlihat lebih lurus, tetapi tidak membuatnya lebih kecil. Bahkan, filler hidung bisa menambah volume hidung dan membuatnya lebih besar tapi juga dapat membuat benjolan kurang terlihat atau menghaluskan bentuk hidung.
Orang yang paling cocok untuk prosedur ini adalah seseorang yang hidungnya pada ukuran yang lebih kecil dan ingin membuat hidung lebih lurus atau memodifikasi ujungnya.
Kata Dobryansky, pasien yang menjalani operasi hidung tanpa pembedahan harus menerima kenyataan bahwa hidung mereka akan lebih besar.
Bagaimana jika tidak suka dengan hasilnya?
Salah satu manfaat dari operasi hidung tanpa pembedahan, kata Yagoda adalah jika seseorang membencinya, itu dapat dihilangkan dengan suntikan enzim yang melarutkan filler.
''Enzim yang digunakan untuk melarutkan asam hialuronat disebut hyaluronidase; jika filler yang digunakan tidak berbasis asam hialuronat, enzim ini tidak akan memecahnya,'' ucap Cangello. (Suara.com/Dinda Rachmawati)
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri