Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Aktris Hollywood Kate Hudson membuktikan kepeduliannya pada alam. Tak hanya berprofesi sebagai bintang film, kini Kate juga berprofesi sebagai perancang busana ramah lingkungan.
Dilansir dari Marie Claire, Kate Hudson baru saja merilis koleksi pakaian ready-to-wear pertamanya, Happy x Nature.
Berbeda dengan pakaian ready-to-wear lainnya, Kate membuat koleksi miliknya sangat ramah lingkungan, mulai dari bahan pembuatan, tag harga, sampai kemasan untuk membungkus pakaian.
''Beberapa atasan dan jeans, misalnya, yang terbuat dari botol plastik daur ulang yang dihancurkan dan kemudian berubah menjadi serat yang bisa digunakan untuk membuat pakaian,'' ujar wanita berusia 40 tahun ini.
Baca Juga
Koleksi Happy x Nature juga tidak dikirim dengan plastik, melainkan semuanya bio-degradable yang akan hancur dalam waktu 12-18 bulan. Bahkan untuk tag harganya sendiri terbuat dari serat alami.
Koleksi ramah lingkungan ini dipenuhi dengan pakaian musim panas seperti gaun polkadot off-shoulder, jumpsuit, dan rok. Selain ingin mengenalkan konsep ramah lingkungan, Kate Hudson juga menginginkan semua orang yang menggunakan merasakan bahagia, sesuai dengan konsepnya saat membuat Happy x Nature.
Meski pakaian ramah lingkungan biasanya identik dengan harga mahal, Kate Hudson memilih harga yang terjangkau. Happy x Nature dijual mulai harga USD 48 - USD 148 atau sekitar Rp 680 ribu-Rp 2 juta. Cukup terjangkau bukan?
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat