Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Di balik menjamurnya coffee shop dan kopi kekinian belakangan ini, bagaimanapun kopi menghasilkan banyak limbah. Bubuk kopi sering berakhir di tempat pembuangan sampah atau dibuang ke bak cuci dan saluran air sehingga berkontribusi terhadap masalah limbah makanan.
Melihat hal tersebut, dua pengusaha asal Helsinki terpikir untuk membuat sepatu dari bekas kopi. Son Chu dan Jesse Tran adalah sneakerhead yang khawatir dengan dampak pencemaran lingkungan.
Keduanya tak bisa menemukan sepatu yang dibuat secara berkelanjutan yang mereka anggap bergaya dan terjangkau. Mereka akhirnya membuat brand sneakers sendiri yang ramah lingkungan dinamai Rens.
Seperti dilansir dari World Economic Forum, sneakers tersebut menggabungkan kain yang terbuat dari ampas kopi dengan limbah plastik daur ulang. Itu membuatnya memiliki bahan yang ringan dan cukup tahan lama untuk digunakan sebagai alas kaki.
Baca Juga
Sepasang sepatu tersebut terdiri atas 460 gram kopi. Hal ini setara dengan enam botol plastik bekas yang juga digunakan pada setiap pasang sepatunya.
Tidak hanya itu, bahan baku sisa kopi membuat sepatu memiliki kemampuan menghilangkan bau. Sepatu ini juga memiliki perlindungan UV bawaan guna memastikan warnanya tidak pudar.
Sepatu rens hadir dalam delapan warna termasuk putih, putih, abu-abu, hitam, merah muda, biru, merah, dan krem. Dengan pelanggan di 57 negara, perusahaan akan meningkatkan produksi setelah kampanye penggalangan dana yang sukses.
"Kami hanya ingin membuat sepatu olahraga terbaik, sesuatu yang secara teknis maju dan berkelanjutan," ungkap Jesse Tran.
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Anak Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?