Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Belum banyak yang tahu jika ternyata tanggal 29 Juli yang jatuh pada Senin (29/07/2019) kemarin, ditetapkan sebagai Hari Lipstik Internasional. Namun, perayaan ini sudah sangat gencar diadakan di Amerika Serikat.
Dilansir dari CNN, Hari Lipstik Internasional dirayakan sebagai penghormatan bagi dunia kecantikan. Hal itu berkaitan dengan keberadaan lipstik sebagai produk kosmetik yang wajib dipunyai dan dicintai hampir oleh seluruh wanita di dunia.
Dalam rangka merayakan Hari Lipstik Internasional, terdapat beberapa fakta menarik yang perlu kamu tahu. Penasaran apa saja? Cek di bawah ini, yuk!
1. Waktu kehadiran lipstik
Baca Juga
Kebiasaan mewarnai bibir dengan lipstik telah ada sejak ribuan tahun lalu. Dulu, lipstik hadir di area Irak Selatan. Lipstik diciptakan berbentuk pasta yang berasal dari timah putih dan hancuran batu merah untuk menambah warna.
Dari situlah, tren lip painting menyebar ke penjuru dunia. Hal itu juga berhasil membuat para kaum Mesir Kuno, Roma, dan Yunani terpengaruh dengan tren menggunakan lipstik.
2. Perkembangan lipstik
Bermula dari campuran timah dan batu merah, seiring perkembangan zaman, lipstik berkembang dengan formula yang beragam.
Lipstik zaman sekarang dikemas dalam tube dan itu merupakan versi modern yang sudah berkali-kali melewati kegagalan. Tentu telah banyak yang berubah, mulai dari warna, rasa, aroma, dan perfomanya.
Bahkan di era yang semakin berkembang, kini lipstik diperkaya dengan kandungan sun protection, pelembap, serta kandungan formula waterproof.
Lipstik juga tak lagi menggunakan wadah yang berasal dari tanah liat. Kini lipstik mempunyai kemasan yang lebih modern dengan tekstur beragam, mulai dari liquid dan lain sebagainya, yang mampu bertahan sepanjang hari dan tak lagi merusak bibir.
Lipstik pun hadir dengan pilihan warna yang beragam dari merah hingga warna nyentrik seperti biru dan hitam.
3. Kontroversi lipstik
Lipstik memang tak selalu dianggap sebagai terobosan di industri kecantikan, tapi juga pernah dinilai sebagai sebuah skandal.
Bermula pada abad pertengahan, sebagian kelompok mulai menganggap remeh para wanita yang memakai lipstik merah. Kala itu, lipstik merah diasosiasikan sebagai warna bibir yang digunakan oleh para pekerja prostitusi.
Abad ke 17, mewarnai bibir juga kerap disebut dengan menentang ciptaan Tuhan. Bahkan, praktik ini dipercaya sebagai aktivitas penyembahan terhadap setan.
Kelompok dan kebudayaan terus mempengaruhi perkembangan lipstik dari masa ke masa. Lipstik menjelma hal yang dicintai tapi juga dibenci.
Sementara sebagian orang merasa lipstik bertentangan dengan norma yang ada, tak sedikit pula yang mencintai lipstik. Di abad ke-20, lipstik juga masih sering dianggap sebagai suatu hal yang vulgar.
Namun sekarang lipstik bukanlah hal yang harus dicemaskan. Lipstik justru memiliki banyak cerita di balik kesuksesan setiap wanita.
4. Makna Hari Lipstik Internasional
Para fashionista, beauty blogger, influencer, serta perusahaan kecantikan mulai merayakan Hari Lipstik Internasional sejak satu dekade yang lalu.
Sayangnya hingga saat ini belum ada yang mengetahui pasti dari mana selebrasi ini berasal. Selain itu walau tidak ditetapkan sebagai hari libur nasional, momen ini digunakan sebagai saat yang tepat untuk mencurahkan ekspresi tanpa batas dengan lipstik.
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat