
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Belum lama ini, Nars Cosmetics merilis lipstik terbaru. Hanya saja cara promosi mereka di Instagram dinilai ambigu dan membuat warganet berpikir yang tidak-tidak.
Melansir dari Daily Star, video promosi untuk lipstik bernuansa nude ini sekilas mempunyai kemiripan yang mencolok dengan salah satu bagian tubuh pria. Sebab, warganet melihatnya mirip dengan penis.
Dalam video yang dibagikan kepada 7,2 juta pengikut Instagram Nars Cosmetics, memperlihatkan lipstik yang tadinya tampak lumer. Namun beberapa detik kemudian, menjadi menyatu kembali dengan tulisan "NARS" di bagian tengah.
Ribuan warganet pun meramaikan kolom komentar dan menuliskan apa yang muncul di benak mereka.
Baca Juga
"Jadi ini pertama kali menarik perhatian saya karena saya pikir itu sesuatu yang lain, tapi saya suka warnanya!" komentar seorang warganet.

Sementara yang lain berkomentar, "Pikiranku mungkin agak kotor tapi ini mengingatkanku pada bagian tubuh pria."
Di sisi lain, tim marketing Nars sendiri juga memberi keterangan video yang cukup ambigu.
"Saat nude (telanjang) membuat Anda terjaga sepanjang malam. Capai fajar dengan Morocco Lipstick, kayu manis yang hangat," tulis mereka.
Terkini
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif