
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Gaun pengantin yang nampak mahal ternyata tak hanya bisa tercipta dari material mahal, tapi bisa juga terbuat dari kreasi kertas toilet.
Setiap tahun, Charm Weddings dan Quilted Northern menghadirkan kontes di mana desainer dari seluruh negeri membuat gaun pengantin dari kertas toilet khusus.
Dilansir dari Insider, tahun ini kontes yang dinamai Toilet Paper Wedding Dress tersebut memasuki edisi ke-15. Kompetisi yang terinspirasi dari game pernikahan ini telah berkembang menjadi semacam fenomena.
Peminatnya terus bertambah. Tahun ini saja, juri menerima lebih dari 1.500 entri dan harus menyaring 12 finalis.
Baca Juga
Sesuai nama kontes, para peserta diwajibkan membuat gaun pengantin khusus menggunakan kertas toilet Quilted Northern, selotip, lem, dan jarum serta benang.

Meski materialnya sederhana, hasil yang tercipta sungguh luar biasa. Tahun ini karya dari Mimoza Haska menempati urutan pertama untuk gaun tisu toiletnya yang unik. Dia pun memenangkan hadiah sebesar USD 10.000 (Rp 141 juta).
Ia membuat kertas toilet nampak seperti rajutan dengan detail rumit. Fakta bahwa (Mimoza Haska) dapat memintal kertas toilet menjadi benang dan merenda itu luar biasa," Laura Gawne, co-pencipta kontes.
Terkini
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif