Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Tren oplas untuk membuat 'telinga peri' kini tengah digemari di China. Padahal, bentuk telinga tersebut dulu dianggap sebagai cacat lahir.
Melansir South China Morning Post, prosedur tersebut dilakukan untuk membuat telinga terlihat lebih runcing dan memanjang ke samping. Telinga peri juga diklaim dapat membuat wajah terlihat lebih kurus dan muda.
Hasil oplas telinga peri ini bahkan menjadi viral di media sosial. Tak sedikit yang mengklaim jika wajah mereka kini terlihat berbeda.
"Ini seperti sihir. Aku tidak mengubah apa pun di wajahku tapi semua temanku bilang aku tampak berbeda setelah aku melakukannya (oplas telinga," tulis salah satu warganet di media sosial.
Baca Juga
-
Diselingkuhi, Wanita Ini Bikin Rencana Permalukan Pacar di Depan Keluarga
-
Ketika Maudy Ayunda Ditanya 'Kapan Kerja', Kira-Kira Apa Jawabannya?
-
Cuma karena Pakai Baju Dolce & Gabbana, Penyanyi Hong Kong Dikecam Publik
-
Dikira Ratusan Juta, Harga OOTD Rachel Vennya Ternyata Merakyat Banget
-
Panen Kecaman, Pengantin Wanita Ini Minda Kado Pernikahan Mewah dari Tamu
-
Gaya Nagita Slavina Pakai Dress Rp50 Juta, Cantiknya Kayak Kate Middleton
Tak hanya itu, prosedur ini digemari baik oleh pria dan wanita. Bahkan, klien harus mengantri agar bisa melakukan prosedur ini.
"Ini sangat aman dan populer. Kami punya konsumen mengantre untuk ini setiap hari," klaim Mylike Medical Cosmetic, salah satu penyedia jasa oplas populer di Shanghai.
Sementara itu, seorang dokter dari Gaoshang Medical Cosmetic Center di Guangzhou menyebut bahwa dirinya bisa melakukan enam oplas telinga peri dalam sehari.
"Aku baru sadar ada banyak anak muda, kebanyakan yang lahir setelah tahun 2000-an, yang ingin memiliki telinga peri setelah aku membantu satu selebritas online melakukannya awal tahun lalu. Setelahnya, banyak orang datang kepadaku," ungkap dokter bernama Yu Wenlin tersebut.
Di China, memiliki telinga yang memanjang ke samping juga tergolong sebagai simbol keberuntungan. Namun, prosedur ini populer karena diklaim bisa mengubah bentuk wajah.
"Memiliki telinga runcing membuat seseorang tampak seperti anak-anak. Jika kau melihat anak-anak sekitar umur 6 tahun, telinganya sudah 90 persen ukuran orang dewasa, tapi proporsi wajahnya lebih kecil," tambah Yu Wenlin.
Prosedur oplas telinga peri sendiri dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dokter dapat memindah tulang rawan dari area lain di tubuh ke bagian belakang telinga. Cara lainnya, dokter akan menyuntikkan hyaluronic acid.
Meski begitu, prosedur ini bukan tanpa risiko. Menurut dokter bedah Wang Jiangyun di The Third People's Hospital, prosedur ini dapat berisiko menyebabkan infeksi, bekas luka, atau telinga yang terlihat asimetris.
Selain itu, seseorang dapat mengalami alergi, penggumpalan darah, hingga pembusukan kulit ketika memakai hyaluronic acid.
"Aku berani mengatakan bahwa setelah tren telinga peri selesai, akan ada banyak orang yang meminta agar telinga mereka dikembalikan seperti semula. Sama seperti tren hidung selebgram, kelopak mata ganda gaya Eropa, dan lainnya yang pernah populer," ungkap dokter bedah Wang Jiangyun.
"Setelah waktu berlalu, kau akan mendapati tren fashion berubah menjadi jelek. Jadi aku harap orang-orang lebih rasional soal ini."
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Anak Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?