Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Geliat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) termasuk aspek kritikal penggerak roda perekonomian Indonesia. Namun, tak mudah untuk mengembangkan bisnis model ini, terlebih karena efek pandemi Covid-19.
Dilansir dari Suara.com, belum lama ini, Evermos dan Soka Institute membuat Riset Pasar untuk mengetahui produk serta kategori apa yang sedang digemari, dalam mendukung para pelaku UMKM untuk berkembang, serta menghindari kegagalan bisnis di tahap awal.
Riset dilakukan lewat analisa gabungan hasil penjualan produk tertinggi di platform online dan e-commerce, serta dikombinasikan dengan riset sekunder dari sumber pihak ketiga.
Hasilnya, diketahui bahwa Makanan dan Minuman, Perlengkapan Rumah Tangga, serta Fashion Wanita, adalah kategori-kategori dengan pembelian produk tertinggi dalam setahun terakhir.
Baca Juga
Evermos menganalisis kategori yang paling sering dibeli dengan skala 1-100. Hasilnya, kategori Makanan Minuman berada di posisi teratas dengan skala 50.26, diikuti Perlengkapan Rumah Tangga 33.36, dan Fashion Wanita 27.25.
Situasi pandemi memang membikin sejumlah perubahan dalam kebutuhan serta preferensi konsumen. Misalnya, frekuensi penjualan Perlengkapan Rumah Tangga meningkat masyarakat jadi lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Aneka peralatan dan perlengkapan rumah menjadi prioritas demi membuat aktivitas di rumah terasa semakin nyaman. Beberapa produk dengan penjualan tinggi antara lain sprei dan bed cover, spatula, dan pisau dapur.
Begitu pula pada kategori Fashion Wanita. Walau termasuk sektor yang paling terdampak selama pandemi, fashion nyatanya masih menjadi salah satu kategori dominan dalam penjualan online. Penjualan produk seperti baju olahraga dan baju santai, rupanya malah mengalami peningkatan.
Di sisi lain, ada juga produk yang mengalami tren penuruanan. Salah satunya adalah lipstik, mengingat penggunaan yang menurun karena area mulut harus tertutup masker selama masa pandemi.
Sebelumnya, berdasarkan data riset pasar Evermos yang diterbitkan oleh World Economic Forum tahun 2021, sebanyak 99 persen UMKM gagal berkembang karena produk yang dihadirkan tak sesuai kebutuhan pasar.
Hal ini tentu menjadi tantangan utama kalangan usaha di kategori New Comer atau pendatang baru. Mereka yang dikategorikan New Comer merupakan bentuk usaha yang ada pada tahap baru saja dimulai.
Umumnya mereka masih terjebak dalam mengidentifikasi kecocokan pasar, punya penghasilan di bawah Rp1 miliar per tahun, mempunyai kemampuan logistik dan produksi yang sangat terbatas atau bahkan tidak ada, serta hanya memiliki 1-2 saluran distribusi penjualan.
Penentuan produk untuk dijual adalah elemen utama yang perlu ditetapkan saat memulai usaha. Sayangnya, 99 persen UMKM yang terjebak dalam kategori New Comer ini, masih susah menentukan product market fit mereka sehingga lebih berisiko gagal dalam mengembangkan bisnis ke depannya.
"UMKM perlu memiliki kemampuan untuk membaca dan mengolah data. Baik untuk mereka yang baru memulai atau di tahap pengembangan, dengan bergerak dari data, para pemilik usaha dapat membuat kebijakan bisnis serta menangkap kebutuhan di pasar dengan lebih tepat," ungkap Co-founder Evermos, Ilham Taufiq dikutip dari siaran pers, Rabu (1/12/2021) kemarin.
Secara singkat, data yang dibutuhkan para pelaku UMKM ini bisa diperoleh dengan mengakses Google Trends, tagar di media sosial, hingga turun langsung ke lapangan.
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat