
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Selama ini, masih banyak mispersepsi dalam memaknai modest fashion. Padahal, ini bukan hanya soal baju muslim, tapi tren busana bergaya santun.
Salah satu kunci penting dari modest fashion adalah siluet longgar yang tidak memperlihatkan lekuk tubuh, tak seperti skinny jeans atau legging. Modest fashion juga minim mengekspos kulit pemakainya. Sementara, penggunaan hijab adalah pilihan untuk melengkapi. Jadi, busana muslim adalah bagian kecil dari modest fashion.
Saat ini, modest fashion tak hanya mendominasi koleksi desainer busana muslim. Modest fashion juga mendapat sorotan di berbagai rumah mode dunia, baik di Paris, Milan, London, hingga New York.

Jakarta Fashion Week (JFW) dari tahun ke tahun juga senantiasa memberikan ruang bagi desainer-desainer modest fashion untuk unjuk karya. Mereka memunculkan tren-tren terbaru modest fashion yang akan menjadi acuan tahun depan.
Baca Juga
-
5 Rekomendasi Merk AC Terbaik untuk Pasang di Rumah
-
Tips Menguasai Crypto untuk Pemula
-
Ramalan Zodiak Oktober 2022, Sumber Kebahagiaan Aquarius dan Scorpio adalah Kesehatan
-
Cocok untuk Kaum Malas Ribet, Double Cleansing Kit Ini Efektif Bersihkan sekaligus Menutrisi Wajah
-
5 Alasan Kamu Gak Boleh Melewatkan Promo 10.10 Traveloka!
-
FUJIFILM Luncurkan ASTALIFT, Produk Perawatan Kulit dengan Nanoteknologi
JFW 2023 pun menghadirkan beberapa pergelaran modest fashion oleh desainer-desainer ternama dan memiliki banyak penggemar, seperti Ria Miranda, Nada Puspita, Benang Jarum, Kami Idea, dan masih banyak lagi. Ada pula Modest Fashion Award yang akan diberikan kepada satu desainer modest fashion yang telah melakukan terobosan-terobosan ciamik.
Di Indonesia sendiri, posisi modest fashion menguat dalam mengisi gelaran serta industri fashion sekira 10 tahun belakangan. Tak dapat dipungkiri bahwa langkah awal modest fashion di Indonesia dipelopori oleh para desainer busana muslim seperti Dian Pelangi dan Ria Miranda. Ada juga Itang Yunasz yang memasukkan unsur tradisional Nusantara dalam rancangannya.
Dalam perkembangannya, semakin banyak pegiat mode atau konsumen yang juga unjuk tampilan dalam balutan modest fashion. Ini tak sebatas baju muslim, tapi dipersonalisasi menjadi pakaian sehari-hari, baik untuk bekerja, olahraga, sosialisasi, maupun untuk menghadiri acara penting.
Dikutip dari siaran pers, seorang modest dresser, Yusra Siddiqui dalam Who What Wear, mengatakan bahwa tidak ada definisi tunggal tentang seperti apakah modest wear. Menurutnya, setiap orang memiliki persepsi masing-masing. Seseorang bisa saja memilih modest fashion atas alasan agama atau etnis. Ada pula yang memutuskan untuk mengenakannya dengan alasan kenyamanan.
Modest fashion mengedepankan nilai kebebasan di dalam tren mode. Menariknya lagi, khazanah budaya tradisional Nusantara membawa corak sendiri bagi modest fashion di Indonesia.
Beberapa elemen desain baju tradisional seperti baju bodo, ulos, atau kerah bulat untuk pria khas Kepulauan Riau muncul sebagai kreasi modest fashion. Bahkan, material kain tradisional seperti tenun, lurik, dan batik juga menghiasi rupa modest fashion di Indonesia.
Sejumlah desainer seperti Danjyo Hiyoji maupun brand Purana menampilkan koleksi serupa dalam Jakarta Fashion Week 2019 lalu. Di media sosial sendiri, tidak sedikit pula unggahan yang mengikuti gerakan #berkain dengan padu padan khas modest fashion.
Terkini
- Sering Overthinking atau Menjauh Saat Didekati? Kenali 4 Attachment Style dalam Hubungan Perempuan
- Ketika Perempuan Memilih Diam: Strategi Bertahan atau Bentuk Perlawanan?
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial