Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Bulan Ramadan sekaligus Hari Raya Lebaran adalah momentum yang sangat penting bagi jenama fesyen modest di Indonesia, tak terkecuali Kami. Jenama lokal ini kembali dengan koleksi spesial untuk menyambut momen Lebaran bertajuk "Orva Raya".
Nama Orva Raya memiliki makna keberanian di Hari Raya. Pada motifnya, Orva Raya didominasi oleh bunga rain lily yang melambangkan awal baru. Hal inilah yang menyiratkan pesan mendalam di balik Orva Raya, yakni keberanian untuk memulai kembali sesuatu di hari yang suci pada bulan Ramadan.
Pesan-pesan tersebut tertuangkan dalam setiap desain hijab, busana, sekaligus acara peluncuran dini yang dilaksanakan selama dua hari di Wangsa Kemang, Jakarta Selatan.
Setiap dekorasi turut melibatkan rain lily yang menjadi inspirasi dari tema Orva Raya Early Launch Event & Exhibition bertajuk "New Beginning". Tiga warna identitas Orva Raya terepresentasikan dalam berbagai instalasi, mulai dari instalasi seni sampai fesyen yang menyoroti detail motif, bahan, potongan dari Orva Raya.
Baca Juga
Pengunjung juga dapat berpartisipasi dalam instalasi interaktif dengan mewarnai, memasang puzzle, mengikuti mini workshop bersama Bebabebo dan TAM ILLI, mengabadikan momen dengan photobooth Soe & Su, serta mendapatkan produk dari brand parfum lokal Avicenna sekaligus sponsor kecantikan dan perawatan kulit dari Wardah Beauty. Tidak ketinggalan, pengunjung juga berkesempatan untuk berbelanja dengan promo dan hadiah spesial menggunakan BRI Card dan QRIS BRImo.
Orva Raya dan rain lily pertama kali diperkenalkan pada pagelaran London Fashion Week Spring Summer 2023/2024. Kini, bunga rain lily kembali menunjukkan keanggunannya dalam bentuk Orva Raya Apparel yang ready-to-wear serta scarf.
Pada Orva Raya Scarf, rain lily akan menarik perhatian siapapun dalam satu kali pandang dengan 12 warna pilihan yang menawan. Scarf ini didesain dengan bahan yang sangat digemari oleh komunitas Kami, yakni airy voile untuk memberikan rasa sejuk yang lembut. Tidak lupa, pinggiran jahit tepi khas Kami juga melengkapi tampilan rapi scarf secara keseluruhan.
Tidak hanya scarf, Orva Raya hadir sebagai koleksi yang memamerkan kompleksitas pada setiap potongannya. Hal ini merupakan bukti dari nilai craftsmanship yang mendetail untuk terus menggali dimensi baru dari keindahan melalui top, tunik, gaun, outer, sampai celana pada koleksi spesialnya.
Bahan satin dan chiffon dipadukan untuk memberikan volume dan tekstur yang membuat siapa pun lebih menonjol. Bahan katun poliester yang nyaman dipadukan dengan unsur menarik dari organza.
"Kami menginginkan Orva Raya dibuat untuk semua orang, termasuk untuk keluargamu, orang tersayang, dan si kecil. Ini semua berkaitan dengan perayaan dan selebrasi, bukan hanya menyambut Ramadan, tetapi 15 tahun perjalanan Kami. Oleh sebab itulah Orva Raya menjadi simbol dari perjalanan Kami.," jelas Istafiana Candarini, CEO Kami. ketika konferensi pers di Wangsa Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (2/3/2024).
"Untuk akhirnya mencapai titik ini, Kami. telah menghadapi banyak tantangan. Untuk itulah koleksi dan acara ini diselenggarakan, sebagai pertanda untuk memulai kembali perjalanan seperti sehelai kertas putih yang baru. Mari kita sambut bulan suci, dengan 'New Beginning', bersama Orva Raya Apparel. Dan yang terpenting, bersama keluarga kita," tutup Irin.
Terkini
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi