Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Gelaran Indonesia Flobamorata Fashion In Town (IFFT) akan segera digelar. Tahun ini, IFFT akan mengakat tema Culture Protector: Tradition & Modernity. Gelaran Tahap 1, sendiri sudah digelar pada Minggu (21/4/2024) lalu.
Kepada Dewiku, IFFT menyebut acara tersebut dibuat bertujuan untuk menyoroti keberlangsungan budaya dan tradisi, fokus pada berbagai kain tradisional dan motif dari Indonesia.
Dalam acara tersebut, IFFT juga menggelar audisi model pertamanya dan yang juga menjadi persiapan menuju event yang akan datang.
Audisi yang dibuat juga menjadi kesempatan bagi para model untuk berpartisipasi dalam fashion show IFFT mendatang. Untuk audisi yang diselenggarakan juga beragam.
Baca Juga
-
Ingin Perawatan Kulit yang Aman untuk Ibu Hamil? Rangkaian Produk Skincare Ini Bisa Jadi Pilihan
-
3 Tips Merawat Kulit Wajah, Bisa Pakai Sarang Burung Walet?
-
Mau Beli Perhiasan dan Jam Tangan? Cek Dulu Pakai Jewelry Virtual Try-On
-
20 Ucapan Selamat Menikah untuk Teman Kantor, Doa Tulus di Hari Bahagia
-
Istilah Cringe Viral di Media Sosial, Apa Artinya?
-
Tak Cukup Pakai Shampo, Ini Manfaat Kondisioner bagi Rambut, Ladies!
Pasalnya, audisi tidak hanya untuk orang dewasa, tetapi ada juga kategori untuk anak-anak baik laki-laki maupun perempuan. Oleh sebab itu, masyarakat dari berbagai kalangan berhak untuk mengikuti audisi model IFFT 2024.
Sementara pada audisi yang diselenggarakan di Pasar Pagi Mangga Dua ini, dijurikan langsung oleh ahli profesional. Beberapa juri untuk audisi model IFFT 2024 ini di antaranya:
- Profesional model dan coach modelling La Varesh Talent Academy, Yujin.
- Winner Face Of Model Indonesia 2023 dan coach modelling La Varesh Talent Academy, Yasfie.
- Ketua Pelaksana Indonesia Flobamorata Fashion In Town (IFFT), Mr A.
- Founder Indonesia Flobamorata Fashion In Town (IFFT), Jumarni Fare
Para peserta audisi diharapkan memiliki bakat dan kemampuan dalam berlenggak-lenggok di atas catwalk, menginterpretasikan tema "Culture Protector" dengan baik. Mereka juga harus bisa membawa energi serta pesona yang memukau kepada penonton.
Yujin selaku salah satu juri mengatakan, dalam mencari model untuk IFFT ini ia mencari kriteria berdasarkan beberapa poin. Hal ini juga disesuaikan dengan usia dari calon model tersebut. Pasalnya, setiap model yang dipilih akan disesuaikan dengan jenis usianya.
"Dari kriteria sebenarnya banyak dari poin-poin penilaian, dari postur, cara jalan, pose, attitudenya juga. Di sini kita campur ada kids, teen. Jadi kriterianya itu punya bloknya masing-masing," ungkap Yujin, Minggu (21/4/2024).
Sementara, berdasarkan keterangan Yasfie, karakter dan wajah yang unik menjadi poin penting. Biasanya, karakter ini akan langsung terlihat ketika para calon model berjalan.
"Karakater yang dicari itu face-nya unik dan karakternya muncul ketika dia jalan sih," jelasnya.
Para model yang terpilih akan memiliki kesempatan untuk tampil di panggung, memperagakan karya-karya desainer terkemuka, serta menjadi bagian dari upaya mempromosikan dan melestarikan warisan budaya Indonesia melalui model.
Konseptor IFFT, Jumarni Fare berharap, dengan adanya acara IFFT ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang, terkhusus Indonesia Timur. Ia juga berharap dengan adanya audisi ini jadi peluang untuk masyarakat yang ingin menjadi seorang model.
"Harapan saya ini sebagai event yang menginspirasi anak-anak muda baik para fashion designer, model, dan pemerhati budaya di Indonesia, khususnya di Indonesia Timur," jelas Jumarni.
Yujin menambahkan, dengan adanya IFFT ini juga diharap dapat memacu semangat generasi muda. Ia juga berharap agar pada peserta tetap semangat dan terus mengembangkan dirinya jika alami kegagalan.
"Dengan mereka ikut kompetisi ini, mereka bisa memacu semangat mereka lagi mencapai goals-nya. Dan yang paling penting adalah proses itu nyata adanya, walaupun mereka gagal hari ini mereka jangan kecewa dan coba lagi di tempat lain supaya tahu kekurangan dan kelebihan mereka," tutup Yujin.
Terkini
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Anak Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?