Selasa, 03 Desember 2019 | 19:00 WIB
Koleksi kolaborasi PEACEMINUSONE x Nike mendapatkan sambutan yang luar biasa. Sepatu Nike Air Force 1 "Para-Noise" tampak begitu menarik berkat sentuhan seni dari artis Korea ternama G-Dragon BIGBANG.
Nike Air Force 1 "Para-Noise" dirilis pada 23 November 2019 lalu secara global. Koleksi ini menampilkan warna dasar hitam dan putih. Logo Nike di bagian belakang sepatu tampil dalam tiga variasi, yakni putih, merah, dan kuning.
Melansir Koreaboo, cuma 100.000 sepatu dengan variasi putih yang tersedia untuk masyarakat umum secara global. Semuanya terjual habis hanya dalam beberapa menit.
Baca Juga: Gen Z Utamakan Work-Life Balance, Memangnya Sungguh Bisa Dicapai?
Di antara koleksi yang telah terjual itu, sepatu bertanda tangan G-Dragon disebut-sebut dijual kembali dengan harga lebih dari USD 11 ribu atau Rp 150 jutaan.
Angka itu tentu saja sangat fantastis untuk sepasang sepatu kets, apalagi kalau dibandingkan dengan harga awalnya. Perlu diketahui, Nike Air Force 1 "Para-Noise" normalnya dijual seharga 219 ribu won atau sekitar Rp 2,6 juta.
Beberapa waktu lalu sebelum perilisan, G-Dragon sempat terlebih dulu membagikan sejumlah foto produk legendaris Nike yang telah dimodifikasi dengan sentuhan khas PEACEMINUSONE.
Baca Juga: Jelang Hari Batik Nasional, Manzone x Minimal Hadirkan Koleksi Couple
Nike Air Force 1 "Para-Noise" tentu saja dihiasi sulaman bunga daisy yang meurpakan ciri khas PEACEMINUSONE, yakni pada bagian lidahnya. Ada pula tambahan pin manis pada mata ikan bagian atas.
Logo Nike terlihat pada sisi kanan-kiri sepatu. Tak lupa, terdapat tulisan PEACEMINUSEONE di bagian dalamnya.
Sepatu dengan logo Nike berwarna kuning disebut menjadi produk yang paling langka karena G-Dragon secara pribadi memberikannya kepada teman-temannya.
Salah satunya adalah Sandara Park. Artis cantik ini pun dengan antusias menunjukkan sepatu manis tersebut dalam sebuah unggahan di media sosial Instagram.
Baca Juga: Deepfake AI Merajalela, Artis Perempuan Jadi Sasaran Empuk Kejahatan Siber
Sayangnya, popularitas tinggi yang dibuktikan dengan nilai jual kembali yang sangat fantastis itu berpontensi menimbulkan masalah baru. Produk palsu dilaporkan mulai muncul di pasaran dan berkembang menjadi isu hangat di Korea Selatan.