Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Patah hati itu lebih menyakitkan dari sakit fisik lho. Kalau sakit fisik bisa diobati dengan cepat dan pasti sembuh, sedangkan patah hati hanya bisa dirasakan dan tidak ada obatnya. Untuk orang yang baru saja patah hati, move on adalah tujuan hidup mereka. Jika bisa, mereka ingin secepatnya bangkit dari keterpurukan.
Ternyata banyak fakta tentang patah hati yang sering kita temui lho. Simak rangkumannya dalam tulisan di bawah ini.
1. Mengobati patah hati sama sulitnya dengan mengobati kecanduan
Seorang peneliti bernama Brian Boutwell, Ph.D. dari Saint Louis University mengungkapkan bahwa jatuh cinta sama efeknya dengan kecanduan obat. Mereka yang jatuh cinta akan sulit mengontrol perasaannya karena jatuh cinta melibatkan banyak emosi seperti daya tarik dan perasaan yang mengikat.
Baca Juga
Hal ini sama persis dengan orang yang kecanduan, entah itu obat-obatan terlarang atau alkohol. Jadi wajar saja jika mengobati orang yang patah hati juga sama sulitnya dengan mengobati orang yang kecanduan.
2. Penyebab patah hati paling populer adalah uang
Jika kamu pernah mendengar istilah tentang uang tidak bisa membeli segalanya, sebaiknya kamu pikir ulang tentang itu. Sebuah study dari Family Relation Journal menerangkan jika urusan finansial paling sering menjadi penyebab pasangan bertengkar.
Kebanyakan dari mereka menyudahi hubungannya setelah terjebak dalam argumen panjang tentang keuangan. Peneliti percaya jika masalah keuangan dapat mencerminkan permasalahan yang lebih pelik dalam sebuah hubungan. Nah lho!
3. Media sosial juga menyumbang peranan penting saat patah hati
Konsep media sosial adalah membangun komunikasi dengan orang yang jauh. Rupanya konsep mendekatkan yang jauh ini juga terjadi pada tukang selingkuh.
Sebuah studi yang dirilis dari jurnal Cyberpsychology, Behavior and Social Networking menunjukkan jika media sosial mempermudah seseorang untuk terhubung kembali dengan orang-orang yang pernah memiliki jalinan emosi pada waktu yang terdahulu. Wah wah, jangan ditiru ya, Girls!
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat