Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Gerbang awal dari kunci sukses melamar pekerjaan bukan hanya dari tampilan surat lamaran kerja dan lampiran CV alias curriculum vitae. Mereka yang bertugas di divisi HRD atau semacamnya juga kerap melihat kecakapan para pelamar kerja dari konten media sosial pribadi.
Apakah kamu sudah menyadarinya? Berbagai foto, video, maupun status yang terpasang di media sosial bisa digunakan untuk membaca kepribadian maupun menganalisa potensi diri. Nah, beberapa perusahaan menjadi media sosial sebagai salah satu poin penilaian utama dalam perekrutan tenaga kerja. Itulah kenapa ada baiknya kamu merapikan konten media sosial biar lamaran kerjamu dilirik HRD.
1. Bikin caption dengan bahasa yang sopan
Kamu hobi bikin status galau? Jika tidak, kamu suka menggunakan gaya bahasa kasar atau alay saat membuat caption untuk foto dan video yang diunggah di media sosial?
Baca Juga
Iya, sih. Kamu bebas berekspresi di media sosial. Namun, tidak ada salahnya menggunakan bahasa yang sopan, kan? Tunjukkan kepribadian dan citra diri positifmu.
2. Hapus konten yang cenderung kurang sopan
Kamu boleh banget mengikutin tren detoks instagram seperti yang sudah dilakukan beberapa seleb tanah air. Bersihkan unggahan yang sepertinya kurang pantas dan bisa menjadi poin minus bagi lamaran kerjamu.
Kalau nggak rela menghapus, sembunyikan dulu untuk sementara. Kamu bisa memanfaatkan fitur archieve di instagram atau fitur hide di facebook, misalnya.
3. Berikan informasi biodata yang menarik
Akun media sosial bisa kamu manfaatkan sebagai CV versi mini. Tim HRD bisa melihat apakah passion atau hobimu cocok dengan visi perusahaan mereka.
Salah satu media sosial yang cocok untuk memamerkan resume terbaikmu adalah Linkedln. Namun, upaya serupa juga bisa kamu terapkan di instagram, facebook, twitter, maupun media sosial lain.
4. Mengatur privasi akun media sosial
Kamu mungkin lebih merasa aman jika akun media sosialmu terkunci. Tidak sembarangan orang bisa mengakses foto dan video yang kamu unggah. Namun, bagaimana kalau HRD ingin mengecek aktivitasmu di dunia maya? Masa kamu minta mereka ngeklik tombol follow dulu?
Kalau kamu memang tidak ingin membuka gemboknya, mungkin ada baiknya kamu membuat akun tambahan. Jadi selain akun personal, kamu juga akun yang sifatnya lebih profesional.
5. Follow akun inspiratif
Ini juga bentuk pencitraan biar HRD memberi nilai positif saat main ke akun media sosialmu. Selain konten dan informasi pribadi, mereka juga ingin tahu akun apa saja yang kamu ikuti.
Akun yang kamu ikuti dapat mencerminkan passion dan pembawaan karaktermu, termasuk apakah memenuhi kriteria perusahaan atau tidak. Jadi, kamu sudah follow akun inspiratif apa saja? Pastikan ada hubungannya dengan bidang yang kamu minati ya.
Tag
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri