Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Bicara tentang gaya hidup, ternyata Swedia punya patokan tersendiri dalam menjalani hidup, yaitu Lagom. Meskipun namanya unik, maknanya nggak jauh-jauh dari kehidupan sehari-hari, yakni bergaya hidup sederhana dengan prinsip cukup.
Jika diartikan secara bebas, gaya hidup Lagom itu artinya cukup atau tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Dalam istilah jawa, kita juga mengenal istilah sak madya. Artinya kurang lebih sama, yaitu cukup berada di pertengahan, tidak berlebihan tapi juga tidak kekurangan.
Filosofi ini mereka gunakan untuk segala hal dalam hidup, mulai dari makanan, pakaian, hingga pekerjaan. Anna Brones, seorang penulis buku berjudul Live Lagom: Balanced Living the Swedish Way menjelaskan jika Lagom bisa dijadikan patokan untuk hidup yang lebih seimbang.
Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk menjalani gaya hidup Lagom, salah satunya adalah mulai menyeleksi barang-barang yang memenuhi rumah seperti pakaian. Kamu bisa mulai mengeluarkan isi lemari pakaianmu dari baju-baju lama yang sebenarnya tidak terlalu kamu butuhkan.
Baca Juga
Sisakan beberapa potong pakaian yang menurutmu masih sangat berguna dan sering kamu pakai. Dengan cara ini, kamu sudah masuk dalam tahap awal gaya hidup Lagom.
Selanjutnya, kamu bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi serta sosialmu. Prinsip kerja keras bagai kuda ternyata tidak berlaku disini. Jika selama ini kerja keras selalu identik dengan lembur, orang Swedia justru berpikir sebaliknya.
Jika kamu bekerja melebihi jam yang ditentukan, bisa jadi itu bukan kerja keras tapi bekerja dengan tidak efisien. Mereka percaya jika setiap individu sudah bekerja sesuai porsinya, pekerjaan mereka akan selesai tepat waktu.
Kerja lembur hanya akan membuat pegawai kelelahan dan hasilnya tidak maksimal. Begitulah kurang lebih intinya.
Dengan pekerjaan yang selesai tepat waktu, kamu bisa mengambil jeda untuk me time dan beristirahat. Keseimbangan yang seperti inilah yang menjadi rujukan gaya hidup Lagom dalam dunia kerja.
Setelah menyeimbangkan urusan pekerjaan, lalu apa lagi yang bisa dilakukan untuk mengadaptasi gaya hidup Lagom?
Mudah saja, kamu cukup menjadi pendengar yang baik. Ini dalam arti yang sebenarnya ya, seperti tidak ada adegan memotong pembicaraan orang lain apalagi menginterupsi ketika pembicaraan sedang berlangsung.
Orang Swedia memang terkenal dengan sifatnya yang dingin dan tidak terlalu banyak bicara. Namun, bisa jadi hal inilah yang membawa mereka sebagai pendengar yang baik.
Bahkan, saking sabarnya mendengarkan obrolan tanpa menyela, orang Swedia sudah kebal dengan istilah awkward silence, yaitu situasi dimana ada jeda atau kesunyian di tengah percakapan.
Satu lagi prinsip hidup orang Swedia yang bisa kamu adaptasi adalah meluangkan waktu untuk fika paus. Jika terjemahkan secara bebas, maka fika paus berarti jeda untuk menikmati coffee break.
Di negara asalnya sana, fika paus berupa meet up kecil-kecilan dengan sahabat di sela-sela aktivitas harian.
Mudah kan, mengadaptasi gaya hidup Lagom dalam kehidupan sehari-hari? Jika sabar dan konsisten dalam menerapkannya, kamu akan mendapatkan hidup yang seimbang seperti orang Swedia, lho.
Selamat mencoba, ya!
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat