
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Mungkin di antara kalian masih banyak yang meragukan profesi nanny atau baby sitter alias penjaga bayi. Karena perannya yang identik dengan hal domestik, banyak orang yang meremehkan pekerjaan ini. Mungkin mereka yang berpendapat seperti itu belum melihat akun instagram Sarah Kinghorn.
Sarah Kinghorn adalah baby sitter atau nanny asal Australia. Untuk ukuran seorang nanny, Sarah ternyata memiliki gaya hidup yang cukup mewah. Dari pekerjaan yang kerap diremehkan itu, dia sudah pelesir ke 20 negara dan penghasilannya setahun menginjak angka Rp 1,5 milyar! Wow..

Awal mula Sarah menikmati segala fasilitas mewah ini dimulai ketika ia menjadi nanny pada usia 19 tahun. Saat itu Sarah bekerja pada keluarga kaya raya hobi berlibur.
Di sanalah segala fasilitas mewah itu ia dapatkan. Sebagai nanny yang bekerja pada keluarga itu, Sarah turut dibawa untuk menjaga anak mereka ketika berlibur.
Baca Juga
Kini di usianya yang menginjak 32 tahun, Sarah sudah memiliki banyak pengalaman dengan liburan mewah.
Denmark, Inggris, Perancis hingga Amerika, semua negara itu sudah pernah ia sambangi lengkap dengan segala fasilitasnya. Sarapan di California sambil melihat sunrise atau sekedar jalan-jalan di San Fransisco sudah jadi hal yang lumrah buatnya.
Dalam laman Daily Mail edisi Senin (17/9/2018) kemarin, Sarah mengungkapkan tentang liburannya yang paling berkesan.
Sarah bercerita jika dia terkesan dengan liburannya di Meksiko, di mana dia menginap dalam sebuah rumah yang memiliki sembilan kamar tidur dengan pemandangan laut yang menakjubkan.
Tidak kalah dengan liburannya di Meksiko, Sarah juga mengaku terkesan dengan liburan mereka di Dubai dan fasilitas mewah yang dia nikmati.
''Saat menginap di Bab al Shams Desert Resort, aku sangat menikmati matahari terbenam, infinity pool dan melihat padang pasir dan segala kemewahan yang ada,'' ungkap Sarah kepada Daily Mail.
Lalu seperti apa tanggungan kerja Sarah hingga menerima segala fasilitas seperti itu? Rupanya itu sebanding dengan kerja kerasnya sebagai nanny. Sarah harus bertanggung jawab menjaga keamanan anak-anak bosnya selama berlibur.
''Saya menjaga anak-anak dengan tarif per jam, dan bisa sampai 24 jam sehari. Salah satu pekerjaan utama adalah memastikan anak-anak aman, dan itu bisa sulit ketika di negara yang berbeda,'' ungkapnya.
Sarah yang mengaku bepergian empat kali dalam setahun ini biasanya menghabiskan waktu liburan selama satu sampai empat minggu.
Karena jam terbangnya yang cukup tinggi, Sarah sudah memiliki trik sendiri untuk meringankan tugasnya. Salah satunya adalah berteman baik dengan staf hotel.
Sarah sering menghubungi staf hotel beberapa jam sebelum mencapai tempat mereka menginap untuk memesan makanan anak-anak. Dengan begitu, bos kecilnya tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menikmati santapan mereka ketika tiba di hotel.
Bukan cuma memastikan anak-anak tetap aman dan tidak berulah ketika pelesir, Sarah juga harus cekatan dalam mengatur segala hal yang berhubungan dengan bos kecilnya. Hal tersebut antara lain seperti merencanakan pesta ulang tahun, memastikan jadwal pesawat hingga menguasai keadaan darurat.
Gimana, Girls? Tertarik dengan pekerjaan seperti Sarah Kinghorn? Pastikan kalian memiliki bos yang kaya raya dan hobi berlibur, ya!
Tag
Terkini
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif