Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Agnez Mo menjadi salah satu artis Indonesia yang fokus merintis karir go international. Menurutnya, media sosial menjadi salah satu wadah penting dalam karier. Selain sebagai tempat untuk mengekspresikan proses kreatifnya sebagai musisi, media sosial juga dipakai sebagai alat berkomunikasi dengan penggemarnya.
Di sisi lain, Agnez Mo juga sadar akan efek buruk media sosial. Ia melihat generasi milenial menjadi generasi yang sangat bergantung dengan jejaring sosial. Menurutnya, zaman sekarang semuanya serba 'klik' sehingga jadi lebih mudah dan cepat.
Dalam sebuah wawancara, Agnez Mo merasa komitmen dan dedikasi anak-anak zaman sekarang lebih menurun. Berbeda dengan zamannya ketika semua harus melalui proses. Proses ini yang membuatnya memiliki daya juang yang lebih kuat dan mengerti konsekuensi sehingga tidak sembarang mengambil keputusan.
Agnez Mo berkata jika dulu mau beli buku saja harus ada prosesnya. Seperti membuat rencana dulu, hari apa, jam berapa, perkiraan perjalanan, dan harus 'jalan' dulu ke toko buku. Kalau di zaman sekarang, buku bisa dibeli secara online sambil tiduran.
Baca Juga
Menurutnya, media sosial juga memberi efek buruk pada kestabilan emosi dan mental. Candu media sosial ini sering membuat orang fokus pada hal-hal yang seharusnya diabaikan atau pada hal yang salah. Kerap memberikan kesalahpahaman yang menjadi konsumsi sehari-hari, padahal belum tentu benar adanya.
Jadi ia ingin generasi milenial bisa memakai media sosial dengan bijak. Seperti, lebih hati-hati dalam menyebarkan informasi pribadi atau orang lain, kemudian selalu gunakan etika saat berinteraksi dengan siapapun di media sosial. Jangan memposting yang mengandung SARA. Hal penting lainnya adalah jangan menyebarkan apapun yang belum jelas sumbernya.
Agnez Mo juga memberikan ajakan untuk jangan ambil pusing. Jika tidak suka, tinggal hapus atau block saja. Semuanya mudah karena hanya menggunakan satu klik, kemudian selesai. Jangan mainkan kekuatan jari hanya untuk hal yang begatif, namun pakailah untuk menjauhi hal negatif. Jika tidak bisa menyebarkan hal baik, lebih baik diam.
Tag
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat