
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Siklus haid perempuan bisa berbeda-beda. Ada yang memang sangat teratur, tapi banyak juga yang sering mengalami haid tidak terakhir. Apakah itu berpengaruh terhadap peluang hamil dan tingkat kesuburan?
Banyak perempuan yang cemas jika ternyata kebiasaan haid tidak teratur bisa membuat mereka susah hamil.
Ahli kandungan, dr.Boy Abidin SpOG mengatakan, kesuburan setiap pasangan memang sangat berpengaruh terhadap proses pembuahan.
Boy lalu menyarankan perempuan yang ingin segera memiliki momongan tapi memiliki masalah haid tidak teratur agar meningkatkan intensitas hubungan intim dengan pasangan.
Baca Juga

''Jangan hubungan intim saat masa subur saja. Lakukan teratur dua sampai tiga hari sekali dan pastikan juga kalau sperma dan sel terus bagus,'' ucap Boy saat menjadi pembicara dalam acara 'Sensitif Journey with Ovutest' di Raffles Hotel Mega Kuningan, Selasa (18/12/2018) kemarin, seperti dilansir dari Suara.com.
Boy mengibaratkan bagaimana sel telur harus lebih sering 'disiram' agar memperkuat kemungkinan proses pembuahan.
''Kalau tidak begitu, kemungkinan keberhasilan (pembuahan) akan lebih kecil,'' ujar dia.
Itulah sedikit kata dokter soal haid teratur dan kecemasan perempuan jadi susah hamil.
Terkini
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif