Kamis, 20 Desember 2018 | 12:13 WIB
Beberapa tahun terakhir, pemerintah Cina memberlakukan peraturan yang memberatkan warga muslim etnis Uighur. Kemudian hadirlah Aydin Anwar, sang pejuang hak muslim Uighur di Cina.
Peraturan yang memberatkan ini berlaku di kawasan otonomi Xinjiang, Cina. Wara muslim etnis Uighur dilarang untuk beribadah, bahkan haram hukumnya mereka mengucapkan kata Tuhan.
Dilansir dari laman NowThis News, pada abad ke-20, muslim etnis Uighur pernah mendeklarasikan diri sebagai negara kesatuan bernama East Turkestan atau Turki Timur. Pada tahun 1949, wilayah tersebut diambil alih menjadi kekuasaan penuh Cina.
Baca Juga: Mei 2024 Jadi Bulan Penuh Rintangan untuk 5 Zodiak Ini, Tetap Semangat!
Walaupun disebut sebagai kawasan otonomi, muslim etnis Uighur tetap mengalami perlakuan yang kejam. Kebanyakan dari mereka dipenjara dan harus melakukan kerja paksa di tempat yang disebut dengan 'camp'.
Ternyata kejadian ini hampir tidak tersorot ke publik sama sekali karena tak banyak media yang mengangkat nasib mereka. Hal ini mendorong seorang wanita etnis Uighur yang kini tinggal di Amerika untuk menyuarakannya.
Ia adalah Aydin Anwar, wanita muslim itu kerap mengangkat permasalahan muslim etnis Uighur dengan berbagai cara. Mulai dari video-video orasi sampai gerakan-gerakan sosial.
Baca Juga: Keren! Brand Kosmetik asal Indonesia Ini Melebarkan Sayap ke Malaysia
Aydin Anwar mengungkap betapa kejamnya perlakuan pemerinta Cina di penjara muslim Uighur. Mereka disiksa dengan ular, kursi 'tiger', hingga meninggal.
''Orang-orang dikirim ke camp ini atas alasan yang berbeda-beda. Bisa karena mengontak salah satu saudara di luar negeri atau punya saudara di luar negeri. Mereka juga akan dipenjara karena melakukan ibadah seperti puasa dan mengucap kata Tuhan saat berbicara. Alasan yang sangat sepele itu dinilai cukup untuk menyeret mereka ke camp tersebut. Kemudian sekitar ribuan orang dipindahkan dari camp ke penjara,'' jelas Aydin Anwar.
Aydin Anwar adalah seorang lulusan Duke University di Durham, New York. Dia sudah menyuarakan keadilan muslim etnis Uighur sejak kecil.
Ketika masih kecil, ia sudah sering ikut demonstrasi bersama ayahnya Anwar Yusuf Turani di depan kedutaan Cina di Amerika.
Kepeduliannya terhadap saudaranya di Cina tak pernah padam. Ia pernah pergi ke Turki untuk mewawancarai secara langsung muslim etnis Uighur yang mengungsi ke sana.
Tahun 2017, Aydin Anwar juga menggalang dana untuk muslim Uighur yang mengungsi dan ditahan di Mesir. Ia pernah mengumpulkan dana melalui GoFundMe untuk mendistribusikan makanan dan dukungan lainnya untuk muslim etnis Uighur di sana.
Aydin Anwar sangat sadar bahwa perubahan terasa sangat sulit dilakukan. Namun, dia tak menyerah, Aydin ingin meningkatkan kesadaran orang-orang di dunia terhadapat apa yang telah dans edang terjadi pada muslim etnis Uighur di Cina.
Baca Juga: 8 Arti Mimpi Buaya Putih, Bukan Pertanda Mistis
Menurut Aydin, banyak media yang tutup mulut dan tak mau mengekspos masalah ini karena sudah memiliki hubungan yang kuat dengan pemerintah Cina.