Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Ada berbagai metode diet untuk menurunkan berat badan. Diet ular termasuk cara yang paling ekstrem dan tidak disarankan. Namun, masih saja ada orang yang melakukannya.
Seorang pria asal Jerman bernama Phil Flock berupaya mengubah bentuk tubuh yang dimiliki dalam waktu relatif singkat. Dia memilih melakukan diet ular yang terkenal kontroversial.
Program diet ekstrem itu bahkan telah direncanakan sejak Natal tahun lalu. Menurut Phil, diet ini cocok untuknya yang memiliki jadwal kerja padar sehingga sangat sulit untuk olahraga.
Phil tidak makan apa-apa sepanjang hari dan hanya mengonsumsi satu minuman di malam hari. Phil juga hanya makan satu kali dalam beberapa hari.
Baca Juga
Dia mengatakan hasilnya bisa dilihat hanya dalam waktu satu minggu. Namun, dia mengalami muntah ketika baru menjalaninya.
Seorang ahli nutrisi dan pendiri Elevate, Ruth Tongue, mengatakan jenis diet ini sebenarnya harus dihindari. Diet ular sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius.
Jadi, apakah diet ular itu?
Dilansir dari Metro.co.uk, cara kerja jenis diet ini pada dasarnya dengan berpuasa hingga tiga hari sekaligus dan hanya mengonsumsi jus ular dalam satu hingga dua jam.
Jus ular dibuat dari air, garam, kalium klorida, soda kue, dan magnesium sulfat garam. Minuman itu diklaim bisa menguras kadar gula di hati dan mendorong tubuh untuk membakar lemak sebagai energi.
Ruth lalu memperingatkan, ketika seorang tidak makan, kadar gula darah bakal turun drastis. Efeknya, tubuh akan kekurangan energi, tidak dapat fokus, dan bikin murung.
Ahli gizi ahli di Simply Supplements, Matt Durkin MSC, juga tak merekomendasikan untuk melakukan puasa selama lebih dari 48 jam. Hal itu sama artinya dengan menentang dengan diet ular.
''Pertama, karena kamu tidak mengonsumsi makanan, kamu pasti akan kekurangan energi dan tidak mungkin memenuhi semua persyaratan mikronutrien,'' ujar dia.
''Ini kemungkinan berdampak negatif terhadap fungsi kekebalan tubuh dan metabolisme serta berbagai fungsi tubuh normal lainnya,'' kata Matt menambahkan.
Sumber : Himedik.com
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri