
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Seorang remaja perempuan asal Arab Saudi menolak dideportasi dari Thailand. Dia mengaku nyawanya bakal terancam jika mesti kembali kepada keluarganya.
Dilansir dari Daily Mail, perempuan 18 tahun ini bernama Rahaf Mohammed al-Qunun. Rahaf diketahui kabur dari keluarganya saat mereka sedang liburan di Kuwait.Rahaf menyebut keluarganya telah melakukan kekerasan fisik dan psikologis kepadanya.
Rahaf bahkan bilang jika keluarganya mengancam akan membunuh dia setelah dirinya memutuskan berganti agama.
Tak tahan dengan semua itu, Rahaf memilih kabur ke Australia dan bermaksud untuk meminta perlindungan di sana. Sayangnya, dia malah tertahan di Bangkok, Thailand, dan terancam dideportasi.
Baca Juga
Paspor Rahaf tiba-tiba ditahan pihak berwenang saat dia sampai di Thailand. Rupanya, ayah Rahaf yang merupakan petinggi negara di Arab Saudi telah menelepon bandara Bangkok dan mengklaim bahwa anaknya menderita gangguan jiwa lalu kabur tanpa pengawasan keluarga.
Namun, saat dimintai bukti mengenai gangguan jiwa yang diderita Rahaf, pihak keluarga tak dapat menunjukkan apapun.
Meski begitu, pihak imigrasi Thailand tetap menahan Rahaf. Remaja itu rencananya dideportasi ke Arab Saudi pada Senin (7/1/2019) ini.

Rahaf sendiri mengaku sangat ketakutan, bahkan merasa dia akan dibunuh jika pulang ke rumah.
''Keluargaku melakukan ini, aku tahu mereka. Mereka terus memberitahuku bahwa mereka akan membunuhku jika aku melakukan sesuatu yang menurut mereka salah,'' ujar Rahaf.
''Aku pernah memotong rambutku dan keluargaku mengurungku di kamar selama enam bulan lamanya,'' kata Rahaf lagi untuk menjelaskan salah satu perlakuan buruk yang pernah dia terima dari keluarganya.
Merasa terjebak, Rahaf sempat meminta bantuan lewat media sosial.
''Aku ingin pergi ke negara lain dan hidup aman. Aku memiliki visa untuk pergi ke Australia, jadi aku ingin pergi ke sana. Aku harus berjuang karena aku tidak ingin kehilangan nyawaku.''
Human Rights Watch dikabarkan sudah mengontak pemerintah Thailand agar memberikan perlindungan terhadap Rahaf. Hal itu sesuai dengan hukum internasional yang menyatakan bahwa seseorang yang meminta perlindungan kepada UNHCR dari kekerasan keluarga tidak seharusnya dihalangi.
''Ada sejarah panjang tentang apa yang mereka sebut 'kekerasan demi kehormatan keluarga'. Dia berada dalam bahaya besar. Kami sudah meminta PBB untuk beraksi,'' ungkap perwakilan Human Rights Watch.
Namun, perjuangan Rahaf benar-benar tidak mudah. Pihak kedutaan besar Arab Saudi bahkan telah menyatakan, ''Jika kau lari, kami akan menemukanmu dan menculikmu.''
Sebelumnya, kasus serupa pernah terjadi di tahun 2017. Saat itu, seorang perempuan Arab Saudi berusia 24 tahun kabur dari pernikahan paksa tapi berakhir dideportasi. Kabar perempuan ini lantas tak lagi terdengar oleh publik hingga kini.
Sumber: Guideku.com/Amertiya Saraswati
Terkini
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif