Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Ada orang yang perlu bertahun-tahun pacaran untuk memutuskan mantap menikah. Ada pula yang cukup mengenal beberapa bulan saja tapi berani naik pelaminan. Sebenarnya, ada waktu ideal untuk memutuskan menikah tidak, ya?
Rupanya, sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa seseorang membutuhkan waktu kurang dari enam bulan saja untuk memutuskan menikah.
Dilansir dari Times of India, para peneliti di University of Chicago Amerika Serikat melakukan survei terhadap 2.000 orang yang sudah menikah maupun lajang.
Para responden itu diberi pertanyaan yang berkaitan dengan berapa hari dan tanggal yang mereka ambil untuk memutuskan sejauh mana mereka menyukai seseorang.
Baca Juga
Para responden yang telah menikah rata-rata menyebutkan perlu waktu sekitar 172 hari atau sekitar 6 bulan untuk yakin menikahi kekasih hati.
Di sisi lain, para responden lajang mengatakan memerlukan waktu lebih lama untuk meyakinkan diri akan pasangan potensial mereka, yakni 210 hari atau sekitar 7 bulan.
Para ahli berpendapat bahwa fase menyenangkan dari suatu hubungan berlangsung selama sekitar tiga bulan. Orang-orang cenderung menunjukkan kepribadian mereka yang sebenarnya setelah itu.
Bahkan, setelah itu pasangan mereka sudah dapat melihat sifat baik dan buruk yang dimiliki untuk memutuskan apakah sudah bertemu orang yang tepat atau belum.
Para ahli juga menyarankan untuk percaya pada firasat ketika mengambil keputusan yang mengubah hidup ini.
Sementara itu, para peserta berpendapat mereka dapat memutuskan apakah mereka menyukai seseorang atau tidak setelah lima kali interaksi mereka berjalan dengan baik atau buruk. Namun, data penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya hanya dibutuhkan tiga kali interaksi.
Meski begitu, hal ini tidak lantas harus dijadikan patokan, kok. Setiap orang memiliki kisah cinta berbeda dan unik. Tidak perlu terburu-buru memutuskan. Hal terpenting adalah apakah hubungan itu membuat kamu bahagia atau tidak.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri