Dewiku.com - Bagi sebagian besar wanita, menjadi seorang ibu merupakan hal yang sakral. Kebahagian wanita pun tak terlukiskan ketika menggendong bayi.
Tapi, hal ini tidak berlaku bagi penduduk di sebuah desa di dataran tinggi China. Bagi penduduk di sana, hamil dan memiliki anak berarti sebuah solusi untuk terbebas dari kelaparan.
Seperti dikutip Dewiku dari Feedytv.com, Selasa (22/1/2019), penduduk desa tersebut kerap menjual anak-anak mereka untuk membayar utang serta membeli sepeda motor dan televisi.
Seorang wanita berinisial P merupakan satu dari sekian banyak yang tega menjual anaknya.
Hidup miskin dengan 4 anak serta tinggal di rumah yang reyot, membuat P dan suaminya mesti tenggelam dalam kubangan utang dan penderitaan.
Situasi kian sulit ketika dia memiliki anak ke-5. Hingga kemudian, P menerima permohonan ke China untuk menjual bayinya seharga Rp 80 juta.
Setelah menjual bayinya, P merasa senang. Sebab, dengan uang tersebut, dia bisa membayar setengah dari utangnya serta membeli sepeda motor dan televisi.
"Itu laki-laki. Ketika transaksi selesai, mereka (penjual--RED) membawa bayi itu pergi. Setelah tinggal beberapa pekan, mereka memberikan saya uang dan membawanya kembali," ujar P seperti dikutip dari Feedtv.
Tidak semua wanita senang seperti P. Kondisi bertolak belakang dialami wanita berinisial M setelah menjual anak-anaknya.
Duduk dalam suasana jijik dan sedih di tangga depan rumah, M tercekat ketika mengisahkan nasib yang dialaminya.
Baca Juga
"Saya tergiur oleh uang dari menjual anak-anak saya," ujarnya.
Beberapa hari setelah melahirkan, orang-orang ini mengumumkan bahwa anak mereka sudah meninggal. Alhasil mereka hanya membayar sepertiga dari uang yang dijanjikan.
Dia meyakini bahwa bayi tersebut sangat sehat di hari kelahirannya. Menurut M, ini merupakan akal-akalan orang jahat sehingga tidak ingin membayar uang tersebut.
M berulang kali datang ke rumah pialang untuk meminta uang serta menyampaikan keluhan. Namun, hasilnya nihil. Anak hilang, uang pun tidak dapat. M pun merasa getir.
"Tidak ada lagi kehamilan, tidak ada lagi menjual anak. Saya akan kangen ketika menjualnya (anak--RED)," ujar M.
Setelah kesepakatan human trafficking, mereka yang beruntung memiliki sedikit uang untuk dibelanjakan, melarikan diri dari kesengsaraan dalam waktu singkat.
Tapi berapapun uang yang dihasilkan, ini sangat tidak sebanding dengan anak-anak yang dijual tersebut.
Terkini
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan
- Semakin Dewasa, Circle Makin Kecil: Ternyata Ini Bukan Salah Siapa-Siapa
- Akses Layanan Kesehatan Kelas Dunia, Kini Lebih Dekat untuk Keluarga Indonesia
- Seventh Anniversary, Noera Beauty Rilis Sunscreen Physical dengan Formula Baru yang Inovatif
- Regenerative Beauty: Tren Baru yang Bikin Kulit Glowing Alami Tanpa Kesan 'Diisi'