
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Fetish setiap orang-orang bermacam-macam. Ada yang masih dianggap normal, bahkan sampai aneh dan tidak banyak orang terpikirkan seperti mencium bau sepatu usang.
Dilansir dari Mirror, seorang pria paruh baya telah ditangkap karena mencuri lebih dari 70 pasang sepatu yang ia hirup karena "kenikmatan seksual".
Makoto Endo asal Jepang timur dilaporkan mempunyai fetish mengendus aroma sepatu yang sudah usang. Ia begitu terangsang oleh alas kaki yang bau sehingga dia tidak peduli jika sepatu itu milik pria atau wanita.
Menurut media setempat, tersangka saat ini sedang diadili untuk beberapa pencurian setelah polisi menemukan sejumlah besar sepatu di rumahnya.
Baca Juga

Pria 40 tahun ini diyakini telah mencuri lebih dari 70 pasang sepatu bernilai sekitar £ 2.100 atau Rp 37,9 juta di Tochigi dan Saitama antara Juni 2017 hingga Agustus 2018.
"Saya melakukannya untuk mendapatkan kesenangan seksual dengan mengendus aroma sepatu yang sudah usang, terlepas dari pemiliknya adalah pria atau wanita," ungkap Makoto pada pihak polisi.
Polisi menangkapnya pada September tahun lalu. Selama penggeledahan di rumahnya, petugas menyita sejumlah besar alas kaki.
Namun tidak jelas bagaimana tersangka mencuri begitu banyak pasang sepatu bekas untuk diendus di waktu pribadinya.
Terkini
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif