Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Persepsi ''sebaik mungkin'' sejatinya hanya diri sendiri yang mengetahui. Kita sendiri yang dapat menilai apakah waktu yang kita jalani 24 jam sehari semalam, 30 hari sebulan, dan 365 hari dalam setahun sudah maksimal penggunaannya. Semua itu tergantung pada bagaimana kita mengatur waktu.
Waktu memang hal yang kadang diabaikan, seolah-olah kita memiliki sebanyak yang kita mau. Menunda-nunda sudah menjadi kebiasaan. ''Nanti saja, besok saja,'' kata mereka yang masih muda. Namun, bisa jadi itu berujung pada kecewa dan frustasi. Waktu memang bagaikan berlian, emas atau kesempatan yang tidak akan datang dua kali. Manajemen waktu adalah hal wajib.
Pada mahasiswa, contohnya. Kegiatan kampus, ekstrakurikuler, dan kehidupan pribadi sering kali bertabrakan. Memprioritaskan kegiatan dan mengatur waktu dapat membuat perubahan yang signifikan dan teratur. Sebaliknya, berikut dampak-dampak jika tidak bisa mengatur waktu dengan baik:
1. Jadwal-jadwal yang tidak tertata dan berantakan
Baca Juga
Jika kita tidak bisa mengatur waktu dengan jadwal yang padat, jadwal akan tertunda dan semakin menumpuk.
2. Tekanan mental atau stres
Semua hal yang tidak tertata akan mengakibatkan perasaan kebingungan, bahkan stres.
3. Kondisi fisik akan menurun
Karena melakukan hal-hal secara tidak efektif dapat membuat tubuh mengalami kelelahan. Kondisi ini bisa memburuk hingga membuat kesehatan fisik terus menurun apabila tidak diperhatikan.
4. Sering telat dalam melakukan sesuatu karena menyepelekannya
Telat diakibatkan selalu menganggap hal-hal kecil tidak begitu penting. Padahal, dengan mengatur hal-hal kecil, hal-hal besar akan terasa lebih mudah.
5. Pekerjaan akan menjadi menumpuk dan membingungkan
Karena suka menunda dan tidak bisa membagi waktu dengan disiplin, akhirnya tugas-tugas yang seharusnya sudah selesai akan tertumpuk dan semuanya bakal menjadi berantakan.
Tips dan Saran membagi waktu agar kita lebih produktif:
1. Membuat jadwal harian
Tuliskan apa saja yang harus Anda selesaikan hari ini atau minggu ini atau buatlah daftar tugas yang masih harus Anda kerjakan. Membuat daftar tugas adalah salah satu pendukung produktifitas yang telah terbukti dan teruji, tetapi hanya akan berfungsi jika Anda menggunakannya dengan benar.
2. Singkirkan gangguan
Saat ini kita hidup di dunia yang penuh dengan gangguan yang tiada henti. Mulai dari televisi, sosial media hingga pesan pribadi, belum lagi teman, keluarga, dan hewan peliharaan. Terasa begitu gampang untuk kita meluangkan waktu satu menit untuk hal ini, hal itu, lalu hal lainnya, dan akhirnya satu hari penuh tidak ada yang kita kerjakan.
Jangan biarkan ini terjadi. Retaplah terfokus pada target dengan sedapat mungkin. Tutuplah situs media sosial dan apapun itu yang men-distract kegiatan Anda.
3. Menandai kegiatan yang sudah dilakukan
Setelah selesai melakukan suatu kegiatan atau aktivitas segeralah memberi tanda agar tidak menganggu kegiatan yang akan kita lakukan selanjutnya.
4. Istirahat yang cukup
Jangan begadang dan tinggalkan kebiasaan tersebut. Tidur lebih awal dan jangan tidur terlalu malam merupakan langkah tepat untuk mengawali hari.
Lebih baik selesaikan tugas dan jangan menunda-nundanya. Alangkah baiknya waktu malam digunakan untuk mengistirahatkan tubuh. Berikan setidaknya waktu minimal 6 jam untuk tubuh beristirahat dan melakukan pemulihan secara menyeluruh.
5. Mendahulukan kepentingan utama, fokus, dan konsisten
Membuat list kegiatan yang penting untuk dilakukan terlebih dahulu (urgent) dan lakukan semua hal dengan fokus, serta konsisten dalam mengerjakannya. Dengan begitu, harapannya akan menjadi mudah dalam mengatur waktu.
Betapa pentingnya manajemen waktu bagi mahasiswa untuk menyeimbangkan antara akademik dan nonakademik. Mengatur waktu dimulai dari niat dan kemauan diri sendiri untuk maju dan tidak membuang-buang waktu.
Annisa Sarah Sabrina (Mahasiswi London School of Public Relations, Jakarta)
Artikel ini merupakan kiriman pembaca DewiKu.com. Isi dari artikel ini merupakan tanggung jawab penulis, bukan redaksi DewiKu.com.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri