
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Cokelat bisa dibilang menjadi kado Valentine paling populer sepanjang masa. Tradisi memberikan cokelat di Hari Valentine dilakukan di berbagai negara. Manisnya cokelat dianggap tepat untuk menggambarkan perasaan bahagia di hari kasih sayang.
Namun, tradisi VAlentine satu ini justru tidak begitu disukai perempuan di Jepang. Mereka mengaku merasa tertekan karena dipaksa melakukan sesuatu yang mereka tidak suka.
Jepang mengenal istilah giri choco saat perayaan Hari Valentine. Secara harfiah, giri choco sendiri berarti ''cokelat wajib''.
Dilansir dari The Guardian, Rabu (13/2/2019) kemarin, entah sejak kapan kaum perempuan di Jepang rupanya merasa terlalu terikat oleh tradisi itu: harus membagikan cokelat. Parahnya, perempuan diharuskan membeli cokelat untuk semua teman laki-laki di kantor setiap Hari Valentine tiba.
Baca Juga
Itulah yang kemudian membuat tradisi giri choco panen kritikan dan hujatan karena merepotkan pihak perempuan. Bahkan, giri choco disebut sebagai salah satu bentuk penyalahgunaan kekuasaan.

Sebagai balasan, laki-laki hanya diminta untuk membelikan cokelat pada tanggal 14 Maret atau White Day dalam rangka membalas perasaan si perempuan.
Untungnya, beberapa kantor dan perusahaan di Jepang kini mulai melarang praktek giri choco di kalangan pekerja.
''Sebelum ini, kami harus mengkhawatirkan berapa banyak uang yang harus kami habiskan untuk membeli cokelat dan siapa saja yang harus diberi,'' ungkap seorang pekerja perempuan.
Di Jepang sendiri, tradisi memberikan cokelat saat Hari Valentine sebenarnya sudah lama dianggap sebagai sesuatu yang komersial dan dapat dimanfaatkan produsen cokelat. Tak ingin kehilangan pasar, beberapa produsen cokelat pun sudah mengganti strategi marketing mereka dengan tidak mendukung tradisi giri choco lagi.
''Hari Valentine adalah saat ketika orang-orang menyatakan perasaan mereka yang sebenarnya, bukan menjaga hubungan di tempat kerja,'' demikian yang tertulis pada salah satu iklan cokelat yang menolak tradisi giri choco. (Guideku.com/Amertiya Saraswati)
Terkini
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah