Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Awal bulan menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh Anita, Bagaimana tidak? Sebab biasanya awal bulan adalah waktunya sang suami, Ferdi, pulang dari Surabaya.
"Waktunya melepas rindu," batin Anita. Maklum, pasangan suami istri muda yang terpisah oleh jarak. Ferdi bekerja di sebuah pabrik tekstil di Surabaya, sedangkan ia tinggal di Majalengka.
Usia pernikahan mereka yang baru menginjak satu setengah tahun masih mesra dan adem-adem saja. Meski begitu, perselisihan-perselisihan kecil tidak terhindarkan.
Menjalani hubungan jarak jauh artinya harus berkompromi dengan rindu, waktu dan kepastian. Karena itulah awal bulan juga mendebarkan bagi Anita, sebab ia kadang belum tentu menerima kepastian kepulangan Ferdi.
Baca Juga
-
Bikin Ngelus Dada, 5 Zodiak Ini Jago Banget Menguras Emosi
-
Jangan Percaya Dulu, Ini 5 Mitos Tentang Produk Perawatan Anti-Aging
-
Duh, Cincin Tunangan Katy Perry Mirip Punya Mantan Istri Orlando Bloom
-
Bikin Gemas, Ariana Grande Pamer Foto Tanpa Rambut Kuncir Kudanya
-
Kena Skandal Video Seks, Pegulat Cantik Ini Bangkit Berkat Penggemar
Karena jabatannya yang cukup krusial di salah satu departemen, ia terkadang tidak bisa pulang ke Majalengka untuk mengatasi pekerjaan yang belum beres.
Nah, dengan tidak jadi pulangnya Ferdi, biasanya merembet ke masalah baru, Anita jadi mundur untuk menerima uang gaji suami. Dirinya pun kerepotan cari cara berhemat. Kalau sudah begitu, emosinya jadi cepat meletup.
"Dek, aku ndak bisa pulang. Tapi kuusahakan pulang bulan depan," ujar Ferdi di ujung telepon.
"...Berarti berhemat lagi ya, uang gaji belum bisa kuberikan," tambahnya.
Anita hanya bisa menghela nafas. Bagaimana lagi, mereka berdua tidak punya nomor rekening. Yup, ia dan suami masih memegang prinsip "kuno".
Mereka termasuk masyarakat Indonesia yang belum ‘unbankable‘ dan masih memanfaatkan cara-cara informal untuk melakukan pembayaran hingga pengiriman uang.
Sebenarnya Anita kesal harus mundur lagi menerima gaji suami. Tapi di sisi lain ia mengkhawatirkan keselamatan suaminya yang harus membawa uang dalam jumlah banyak saat perjalanan.
Pikirannya pun bergelantungan adegan-adegan mengerikan kalau Ferdi dicopet, diancam dengan pisau dan sebagainya. "Andai saja ada cara lain untuk terima uang gaji...," gumam wanita berusia 28 tahun itu.
Saat sedang berpikir, ia teringat kalau minyak di dapur sudah habis, padahal tempe belum digoreng. Dengan cepat ia menyambar dompet dan pergi ke Alfamart terdekat.
Ketika sudah sampai, matanya tertuju pada pamflet besar di samping pintu masuk bertuliskan "TrueMoney". Perpaduan warna merah dan oranye di logo tersebut mencuri perhatiannya.
"Mbak, TrueMoney itu apa sih?" tanya Anita pada petugas kasir saat hendak membayar minyak.
"Ohh, itu alat pembayaran elektronik, Bu. Bisa buat isi ulang pulsa, token PLN, pembayaran tagihan, transfer uang," jawab petugas kasir.
Mendengar kata "transfer uang", Anita langsung tertarik.
"Kalau pakai TrueMoney, ibu tidak perlu punya nomor rekening. Asalkan si pengirim telah jadi member TrueMoney sudah bisa melakukan transfer cash to cash," lanjut petugas kasir tersebut.
"Lho, kalau begitu terus bisa terima uangnya gimana?" tanya Anita.
"Si penerima nantinya cukup menunjukan kode bukti transferan pada kios dan agen TrueMoney seperti di sini. Lalu uang transferan langsung bisa diambil. Kalau ibu tertarik, bisa download aplikasinya dulu di Playstore..... Ini saja Bu barangnya? 11 ribu rupiah, mau pakai kantong plastik?"
Dalam perjalanan pulang, Anita masih terbayang penjelasan petugas kasir tadi. Menurutnya TrueMoney bisa jadi solusi kalau suami tercintanya harus tertunda pulangnya.
"Kalau begini kan enak," ujar Anita sambil membuka smartphone dan mendownload aplikasi TrueMoney.
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat