Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Bangun pagi kadang jadi tugas besar. Agar tak kesiangan, banyak orang memilih memasang alarm, entah di ponsel atau jam weker. Kerasnya bunyi alarm yang bisa berulang setiap beberapa menit sekali diklaim jadi solusi terbaik.
Namun, tidak semua orang memilih bunyi alaram dengan suara keras. Beberapa malah lebih memilih alarm dengan suara pelan dan cenderung membuai. Efeknya bahkan bisa sama seperti alarm bersuara keras.
Setiap orang tentu mempunyai pilihan masing-masing terkait bunyi alarm terbaik. Hal itu kemudian dapat memengaruhi kondisi psikis saat bangun tidur.
Dalam rilis Hello Sehat, kebanyakan orang memang menggunakan suara keras sebagai bunyi alarm karena berpendapat itu dapat membuat mereka terjaga seketika dan tidak mengantuk lagi saat bangun pagi. Orang-orang yang menggunakan suara keras sebagai alarm ini umumnya tergolong tipe susah bangun tidur.
Baca Juga
Di sisi lain, orang yang memasang alarm dengan suara tenang dan mendayu-dayu merasa itu sudah pas karena toh dengan suara pelan pun mereka mudah terbangun dari tidur. Bahkan, mereka yang sensitif dengan bunyi bisa bangun hanya karena sedikit suara seperti bunyi tetes air dari keran.
Lalu jika dilihat dari sisi medis, mana bunyi alarm terbaik?
Dr. James Giordano, seorang dosen di Departemen Neurologi di Georgetown University Medical Centre, berpendapat bahwa bunyi alarm yang baik adalah suara yang tenang. Maksudnya, bukan berarti harus yang bersuara lembut dan mendayu-dayu, tetapi suara yang tidak membuatmu bangun dengan kaget sampai-sampai ingin membanting ponsel atau jam weker.
Bunyi keras akan mengaktifkan sistem saraf simpatik di otak yang masih terlelap. Kondisi ini dibaca otak sebagai ancaman karena tubuh dipaksa bangun tidur sebelum waktunya sehingga otak pun akan tergerak untuk memproduksi lebih banyak hormon stres kortisol dan adrenalin.
Akibatnya, kamu akan terjaga dengan panik dan lebih stres. Tidak menutup kemungkinan juga justru mengalami pusing atau sakit kepala setelah bangun tidur.
Seorang dokter spesialis tidur sekaligus dosen di sekolah keperawatan Case Western Reserve University bernama Michael J. Decker, PhD, juga beranggapan bahwa bunyi alarm yang tenang lebih cocok untuk membangunkan kita karena memungkinkan otak terbangun secara bertahap, sehingga melepaskan hormon-hormon stres secara bertahap pula. Kita bisa bangun pagi dengan mood yang lebih baik karena tubuh sudah lebih siap menerima efek-efek hormon stres tersebut.
Nah, kamu termasuk orang yang susah bangun pagi? Ada cara lain yang bisa membuatmu terbangun dari tidur selain alarm, yaitu cahaya. Cahaya akan menjadi sinyal bagi jam biologis tubuh untuk memproduksi hormon yang membuatmu bangun dari tidur.
Pastikan juga mulai membiasakan diri untuk tidur lebih awal, serta menghindari kopi dan aktivitas lain yang bisa mengganggu jam tidur. Dengan begitu, bangun pagi akan jadi lebih mudah. (Suara.com/Vania Rossa)
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri