Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Cinta Laura mengaku tidak suka dengan kelakuan orang-orang yang suka menjadikan berat badan sebagai bahan perundungan. Menurutnya, body shaming tidak bisa dibenarkan alasan apapun.
Perempuan 23 tahun ini berpendapat, menyinggung berat badan termasuk perilaku tidak sopan dan itu bisa menekan privasi seseorang.
''Buat aku itu nggak fai. Yang aku bilang tadi setiap orang punya bentuk badan beda-beda, ada yang punya bentuk badan lurus terus, ada yang punya tipe badan kurus, semua orang beda-beda,'' ucap Cinta Laura saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (26/2/2019), seperti dikutip dari Suara.com.
Selain itu, Cinta Laura juga menilai pertanyaan mengenai berat badan termasuk hal yang kurang etis.
Baca Juga
''Kadang-kadang kalau aku naik berat badan, teman-teman media suka bilang, 'ooh gemukan ya'. Menurut aku itu nggak sopan dan nggak fair,'' tutur Cinta Laura.
Cinya bilang, berat badan merupakan hal pribadi dan dianggap tabu di luar negeri. Oleh karena itu, tidak seharusnya dipertanyakan karena dianggap sudah melakukan perundungan kepada seseorang.
''Jadi kalau ada yang komen soal berat badan itu tabu. Di luar negeri kita sama sekali nggak boleh komen soal berat badan orang lain. Mau itu kelihatan lebih kurus atau gemuk, itu private,'' kata Cinta Laura menerangkan. (Suara.com/Ismail)
Terkini
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi