Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Seorang wanita asal Australia bernama Shay McDowall mengaku keracunan implan payudara. Ia mengalami komplikasi berbagai penyakit karena implan payudara rusak.
Ibu dua anak ini mengungkapkan dirinya menderita sakit dada yang parah, migrain, dan jerawat selama tujuh tahun setelah melakukan operasi implan payudara. Dilansir dari New York Post, Selasa (26/2/2019), McDowall menjalani prosedur pembesaran payudara ketika berusia 18 tahun untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.
Begitu ukuran branya meningkat dari cup C ke cup E, perawat hewan ini mengatakan bahwa dia mulai menderita migrain, penglihatan kabur, nyeri dada yang parah, kelelahan, serta jerawat, serta ruam.
Setelah kelahiran putri pertamanya, Skylah, pada 2014, kesehatan McDowall benar-benar semakin memburuk. Meski begitu, ia menyangka gejala-gejala itu hanyalah cara tubuhnya menyesuaikan diri sebagai ibu.
Baca Juga
''Menyusui sangat sulit bagi saya karena sulit untuk mengetahui kapan payudara saya kosong, yang mengakibatkan berbagai episode mastitis,'' ucap McDowall pada Daily Mail Australia.
Namun, begitu McDowall berhenti menyusui, rasa sakit dan peradangan di dadanya justru memburuk karena ternyata implan payudara miliknya copot.
Seiring dengan kelelahan kronis, McDowall juga mulai menderita eksim, radang tubuh, sakit sendi, infeksi sinus biasa, dan terus-menerus merasa haus .
''Teman yang merias wajah saya pun kaget melihat warna kuning kulit saya dan betapa parahnya jerawat saya,'' ungkap Shay. ''Kulitku dulu indah, tak tahu kenapa jadi begitu.''
Kini McDowall berusaha meningkatkan kesadaran para wanita agar tak mengalami hal yang serupa dengannya. Apalagi, dia merasa ngeri ketika tahu implan silikonnya mengeluarkan nanah saat dilepas awal bulan ini.
''Saya ingin meningkatkan kesadaran agar para wanita lain tidak berakhir seperti saya. Perlu ada penelitian lebih lanjut tentang efek implan payudara,'' tutur McDowall.
''Kita semua ingin pasang implan karena keangkuhan dan keinginan untuk menjadi cantik. Kemudian kita sakit dan hidup dalam penyangkalan, sementara kita harus bertahan dengan kualitas hidup yang buruk,'' kata dia. ''Di sisi lain, saya sudah mulai sembuh dan bebas implan.'' (Himedik.com/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)
Terkini
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat