Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Mulutmu, Harimaumu. Pepatah tersebut tentunya sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Semua ucapan yang terlanjur kita ucap apabila tidak dipikirkan dahulu akan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Seiring dengan perkembangan teknologi pepatah tersebut kini berubah menjadi gadgetmu, harimaumu. Artinya, semua orang dapat dengan bebas berkomentar, mengutarakan pendapat dan isi pikiran mereka melalui media sosial dengan segala resiko yang ada.
Media sosial merupakan hasil perkembangan teknologi di mana para penggunanya dapat dengan mudah berinteraksi, berbagi informasi, dan membentuk jejaring sosial dengan menggunakan koneksi internet. Beberapa platform media sosial yang populer di Indonesia adalah YouTube, Facebook, Whatsapp, Instagram, Line, Twitter, dll.
Kehadiran media sosial membuat perubahan yang sangat besar bagi masyarakat. Dalam hal ini, media sosial merupakan aspek yang penting bagi anak-anak dan remaja. Mereka dapat menggunakan media sosial sebagai tempat untuk menyalurkan kreativitas, menjalin hubungan persahabatan, serta mengeksplor jati diri mereka.
Sebagai orang tua, anda harus dapat mengeksplorasi apa saja peran positif media sosial bagi tumbuh kembang anak serta juga harus dapat mengidentifikasi apa saja hal negatif yang akan menghambat perkembangan anak.
Baca Juga
Masa anak-anak dan remaja merupakan masa yang sangat mudah dibentuk kepribadiannya melalui pembentukan opini. Dengan adanya penggunaan media sosial oleh anak-anak, sangat rentan masuknya beragam opini yang tidak seharusnya diterima oleh mereka. Hal seperti inilah yang harus diwaspadai ketika anak sudah menggunakan media sosial.
Media sosial memang sangat riskan bagi setiap penggunanya, apalagi anak-anak. Saat ini mungkin sangat banyak isu sensitif yang disebabkan oleh media sosial.
Sebenarnya media sosial dapat meningkatkan prestasi apabila anak-anak menggunakannya dengan tujuan yang baik. Namun untuk menumbuhkan keinginan menggunakan media sosial dengan baik, peran orang tua sangat penting di sini.
Dibutuhkan kesadaran para orangtua untuk mengedukasi anak dalam menggunakan media sosial. Anak-anak belum mengerti cara mengkritisi sesuatu yang mereka peroleh dari media sosial. Mereka tidak tahu bahwa tidak semua informasi yang didapatkan di media sosial itu benar.
Dalam kasus seperti ini, sudah seharusnya orang tua lebih memperhatikan perannya dalam mengawasi dan memberikan edukasi kepada anak. Edukasi merupakan suatu langkah awal dalam pembentukan pola pikir mereka mengenai media sosial. Mereka juga harus memperhatikan apa pun yang akan mereka unggah di media sosial karena hal tersebut akan menjadi cerminan diri mereka sendiri.
Beberapa hal yang harus dilakukan orang tua antara lain terus menavigasi kegiatan anaknya dalam media sosial, ajak anak untuk berbicara tentang media sosial, memahami perilaku mereka pada media sosial, beri pemahaman pada anak tentang risiko yang bisa ditimbulkan dari penggunaan media sosial.
Beri edukasi pada anak untuk mengelola jejak digitalnya, misalnya apa yang akan dibagikan saat ini pada media sosial jejaknya bakal tertinggal hingga dewasa. Ajak anak untuk berbagi hal positif pada akun media sosial mereka, kenalkan mereka pada konten-konten yang positif maupun tidak sehingga mereka dapat memilah mana yang memang baik untuk diikuti. Kenalkan mereka kepada content creator/influencers yang memang membagikan konten positif.
Anak-anak Anda adalah harapan Anda, juga investasi bagi negeri ini. Jangan biarkan mereka tumbuh dan berkembang di lapangan buruk yang ada di media sosial.
Sebagai orang tua, Anda harus sangat kritis memperhatikan kegiatan anak di media sosial. Tentunya Anda tidak ingin apa yang mereka lakukan akan menjadi boomerang bagi diri sendiri di kemudian hari. Jadi, sudah sadarkah Anda betapa pentingnya membimbing anak dalam bersosial media?
Raka Pratama (Mahasiswa London School of Public Relation)
Artikel ini merupakan kiriman pembaca DewiKu.com. Isi dari artikel ini merupakan tanggung jawab penulis, bukan redaksi DewiKu.com.
Terkini
- Ide Merayakan Valentine Bersama Orang Terkasih, Dinner Romantis Bisa Jadi Pilihan
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender