Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Banyak kita temui kisah cinta orang tua pada anaknya yang tidak bersyarat, tidak terkecuali kisah ayah dari China ini. Ia rela meninggal demi putrinya.
Dilansir dari World of Buzz, ayah tersebut mengorbakan nyawa dengan menyerahkan perawatan kankernya untuk membiayai tagihan medis putrinya.
Sang ayah menemukan bahwa ia menderita kanker paru-paru pada tahun 2014 sementara putrinya, Sun Ying, didiagnosis menderita limfoma setahun kemudian.
Namun, karena kesulitan keuangan, ia memilih untuk menghentikan perawatannya demi mendanai semua operasi Sun Ying.
Baca Juga
Sayangnya seiring berjalannya waktu, kondisi ayahnya memburuk dan dia meninggal pada Desember 2015. Setelah kematian ayahnya, Sun Ying harus menjalani 30 kemoterapi dan 20 sesi radioterapi yang menyakitkan sejak 2015.
Meski sedang menjalani perawatan, Sun Ying tetap bersekolah secara teratur dan tidak ada teman sebayanya yang tahu bahwa dia menderita kanker.
Namun seiring berjalannya waktu, kanker Sun Ying memburuk dan dia tidak bisa lagi menyembunyikan fakta bahwa dia sakit. Ia bahkan harus mengajukan permohonan cuti panjang dari sekolahnya saat ia kambuh tiga kali dan terbaring di tempat tidur selama lima bulan dengan demam tinggi.
Ia kehilangan sampai 18 kilogram dan semua rambutnya dalam tiga tahun. Di tengah semua perjuangannya, Sun Ying masih menjalani hidupnya dan melakoni hobinya menggambar.
Dia mulai mendokumentasikan perjuangannya melawan kanker dan memasukkan pengorbanan ayahnya ke dalam beberapa buku harian penuh warna yang dia posting online.
Ketika komik-komik ini mulai beredar, banyak netizen tersentuh oleh kisahnya yang memilukan dan ingin menyumbangkan uang kepada gadis malang itu.
"Setelah melihat upaya semua orang untuk membantu saya, saya tidak ingin menyerah. Bahkan jika saya mati, saya tidak tega meninggalkan ibu saya di belakang," katanya
Sun Ying kini berusia 21 tahun dan tengah belajar di Henan Normal University dan masih menjalani perawatan untuk melawan penyakitnya. Dia mengatakan bahwa dia berharap kisahnya dan komiknya dapat menginspirasi pasien lain yang mengalami hal sama.
Terkini
- Ide Merayakan Valentine Bersama Orang Terkasih, Dinner Romantis Bisa Jadi Pilihan
- Tagar #KaburAjaDulu, Ketika Anak Muda Angkat Tangan pada Realita
- Fenomana Glass Ceiling: Mengapa Perempuan Sulit Jadi Pemimpin di Dunia Kerja?
- Takut Ketinggalan Momen? Begini Cara Mengelola FOMO dengan Sehat!
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender