lifestyle

Tips Jaga Keseimbangan Hidup bagi Perempuan Pekerja

Jaga keseimbangan hidup, perempuan pekerja tak boleh remehkan stres.

Rima Sekarani Imamun Nissa
Sabtu, 23 Maret 2019 | 22:01 WIB

Tak hanya lelaki, perempuan juga berhak sukses dalam berkarier. Bahkan, sekarang tak sedikit perempuan pekerja yang menempati posisi pimpinan dan memiliki peran krusial dalam perusahaan.

Nah, walau mengejar karier sah-sah saja, perempuan pekerja juga harus memperhatikan caranya menjaga keseimbangan hidup.

Nia Sarinastiti selaku Inclusion and Diversity Lead - Accenture mengungkapkan, perempuan harus memiliki waktu beristirahat saat mengalami stres.

Baca Juga: 3 Tas Branded Favorit Mahalini, Harganya di Bawah Rp100 Juta

Menurutnya, ketika kita tidak sehat secara fisik maupun psikis, itu akan berdampak negatif pada performa perusahaan. Hal itu terlebih jika posisi perempuan dalam perusahaan tersebut sangat penting.

''Banyak kasus di mana tiba-tiba asuransi itu tinggi sekali klaimnya saat musim tententu kaya musim hujan. Karena kan sekarang orang sukanya naik ojek online. Jadi musim hujan mereka tetap terobos karena ingin cepat sampai itu bikin badan jadi nggak karuan,'' kata Nia di sela-sela pemaparan hasil riset Accenture di Jakarta, Jumat (22/3/2019) kemarin, seperti dikutip dari Suara.com.

Nia menambahkan, wajar jika urusan kantor menjadi prioritas untuk diselesaikan. Meski begitu, apa yang terpenting adalah memikirkan terlebih dulu kondisi kesehatan fisik dan psikologis diri sendiri.

Baca Juga: Si Paling Introvert, Nicholas Saputra Tak Pernah Kesepian saat Sendirian

Saat fisik dan psikis sehat, tentu kinerja seseorang bisa lebih produktif.

Baca Juga: Begini Cara Mengatasi Bibir Kering, Jangan Keseringan Dijilat

''Yang penting adalah take care of your self. Istirahat, holiday itu wajib. Kalau pusing banget, creambath ke salon. Aku biasanya ngumpet di tempat untuk menyusui. Masuk ke dalem, kaya diem lima menit. Rileks. Khawatirnya generasi sekarang digenjot kerja tapi tidak memikirkan kesehatan,'' pesan Nia untuk para perempuan pekerja. (Suara.com/Firsta Nodia)