
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Melakukan operasi plastik bukan hal baru di dunia kecantikan. Seiring dengan berkembangnya teknologi di bidang ini, permintaan untuk operasi plastik pun semakin meningkat setiap tahunnya.
Dilansir dari American Society of Plastic Surgeons (ASPS), beberapa jenis tindalan yang paling laku adalah pembesaran payudara, face lift, perbaikan hidung hingga sedot lemak.
ASPS melaporkan, ada satu jenis operasi yang paling berbahaya bahkan nyawa taruhannya, yaitu operasi pembesaran bokong.
Operasi ini membahayakan nyawa karena prosesnya yang cukup sulit dan berisiko menimbulkan komplikasi.
Baca Juga

AOL memberitakan, lebih dari 20.000 prosedur pembesaran bokong dilakukan dalam setahun. Perkirakan ASPS, 1 dari 3.000 pasien yang menjalani pembesaran bokong meninggal akibat komplikasi setelah operasi.
Hal ini berkaitan dengan proses operasi yang cukup sulit, yaitu dengan cara mengambil jaringan lemak dari bagian tubuh lain, kemudian disuntikkan kembali ke bagian bokong. Pinggul dan paha adalah 2 bagian yang paling sering diambil lemaknya.
Biasanya, pasien akan mengalami embolisme lemak ketika suplai darah terganggu akibat percikan lemak pada pembuluh darah. Keluhan yang terjadi pada situasi ini adalah kesulitan bernapas, linglung dan kulit merah-merah.
Nah, situasi akan jadi semakin sulit jika pasien tidak cepat ditangani dan terjadi komplikasi, dampak terburuknya adalah meregang nyawa. Jadi sebaiknya pikir lagi sebelum operasi plastik di area bokong ya, Girls.
Terkini
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban