Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Seorang wanita yang ditunjuk jadi bridesmaid di pernikahan sahabatnya mengadu di sebuah forum online. Dia bingung karena tidak diperbolehkan membawa putranya yang berumur 2 tahun oleh di pengantin, sedangkan acara pernikahan ini diadakan di luar negeri.
Bukan itu saja, si pengantin juga dikatakan plin-plan karena selalu berubah pikiran tentang aturan ini.
''Undangan pernikahan menyatakan 'tidak ada anak' dan ketika saya menanyakan hal ini, dia mengatakan bahwa mereka hanya memiliki pernikahan yang dihadiri orang dewasa,'' ungkapnya di forum Mumsnet AIBU.
Namun sahabatnya memiliki pertimbangan lain. Berhubung dia akan hadir sebagai pengiring pengantin, ada pengecualian untuk dirinya.
Baca Juga
Wanita yang tak diketahui identitasnya ini diizinkan datang bersama putranya yang berusia dua tahun itu.
''Hebat, semua terdengar bagus dan aku bilang aku akan senang menjadi pengiring pengantin. Aku dan suamiku memesan cuti, akomodasi, dan transportasi. Semuanya sekarang sudah dibayar,'' jelasnya.
Belakangan, ketika segala sesuatunya sudah diselesaikan, sahabatnya kembali menghubungi dan berkata anaknya tidak bisa ikut karena pestanya benar-benar untuk orang dewasa. Wanita ini juga mengatakan si pengantin ogah stres dengan kehadiran anak-anak.
''Dia menyarankan saya datang sendirian dan meninggalkan suami saya di rumah bersama putra kami,'' tulis si bridesmaid ini.
Wanita ini pun kesal dengan tindakan sahabatnya karena tiba-tiba berubah pikiran ketika semuanya sudah dipesan. Ia bingung dan meminta nasihat oleh para pengguna Mumsnet.
Bisa ditebak, netizen ikut panas mendengar kisah ini dan menghujat sahabatnya dengan sebutan pengantin mengerikan. meski begitu masih ada yang berpikir jernih dan meminta temannya untuk mengembalikan semua biaya yang sudah dia keluarkan.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri