Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Perceraian sering kali menjadi pilihan terakhir bagi pasangan yang tampaknya tidak dapat menyelesaikan konflik di antara mereka. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi, baik itu karena sesuatu yang serius atau tidak lagi saling jatuh cinta. Namun, perlukah ada tes perceraian sebelum benar-benar berpisah?
Anak-anak sering menjadi korban dalam situasi perceraian. Melansir dari World of Buzz, pihak berwenang di China akhirnya berusaha yang terbaik untuk mengurangi tingkat perceraian, terlebih mengingat bahwa 1,85 juta pasangan mengajukan perceraian tahun lalu.
Pengadilan China, khususnya di Provinsi Hubei, telah merancang tes perceraian yang memberikan kesempatan terakhir kepada pasangan untuk mengevaluasi kembali hubungan mereka.
Menurut juru bicara pengadilan, hakim akan menggunakan skor dari tes sebagai referensi untuk melihat apakah pasangan tersebut dapat selamat dari krisis pernikahan. Namun, mereka dapat memilih untuk tidak mengikuti tes jika memang sudah mantap memutuskan.
Baca Juga
Tes perceraian tersebut terdiri dari 2 sesi. Sesi pertama mencakup 10 pertanyaan mengenai tanggal penting, kesukaan anggota keluarga, faktor pengganggu eksternal hingga pembagian pekerjaan rumah.
Bagian kedua terdiri dari 4 poin pertanyaan tentang hidup pasangan selama ini. Seperti apa acara paling berkesan, konflik terbesar, dan apa yang telah dilakukan untuk keluarga? Apa saja yang berjalan dengan baik dan salah?
Namun sejauh ini, tes perceraian tersebut dilaporkan belum mengubah pikiran pasangan mana pun. Setelah berita tentang tes ini beredar secara daring, warganet memiliki perasaan campur aduk.
Beberapa orang berpendapat tes perceraian di China tersebut dapat mencegah pasangan membubarkan perkawinan mereka terlalu cepat. Namun, banyak juga yang berpikir tes itu mengganggu kehidupan pribadi dan keputusan pasangan. Bagaimana menurutmu?
Terkini
- Fawning: Jebakan Menyenangkan Orang Lain, Sampai Lupa Diri Sendiri
- Overparenting, Jebakan Pola Asuh Orang Tua Zaman Now: Bisa Hambat Kemandirian Anak?
- Sextortion dan Sexploitation: Ketika Privasi Jadi Senjata Pemerasan di Era Digital
- Wifey Material: Ketika Perempuan Dituntut Jadi 'Istri Idaman'
- Nyaman dengan Diri Sendiri Berawal dari Perawatan Tepat Area Kewanitan
- Main Character Syndrome, Ketika Perempuan Merasa Jadi Pusat Semesta
- Go & Glow Fun Run 2025: Tetap Bugar dan Glowing dengan Aktivitas Seru
- Hot Girl Walk: Ketika Perempuan Jadi Lebih Bahagia Cuma Modal Jalan Kaki
- Self Gifting: Bukan Boros, Tapi Bentuk Apresiasi pada Diri Sendiri
- Lebih dari Sekadar Musik, Ada Pesan Pemberdayaan Perempuan dari JENNIE Lewat Album Ruby