
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Nonton film horor memang bikin kita ketagihan. Alunan musik dan tokoh-tokoh hantu yang menyeramkan adalah daya tarik film menegangkan ini.
Namun siapa sangka, sosok pria jangkung ini adalah orang yang kerap memerankan tokoh hantu di berbagai film Hollywood. Namanya Javier Botet, perannya sebagai hantu wanita dalam film Mama masih membekas dalam benak penonton.
Sebagai pria yang kerap mendapat peran spesifik, bakat Javier Botet patut diapresiasi. Hebatnya lagi, sosok Javier di kehidupan nyata sangat berbeda dengan perannya.
Javier berwajah ramah, jangkung dan murah senyum. Hanya saja dia memiliki kelainan sejak lahir yang menyebabkan dimensi tubuhnya tak proporsional. Javier mengalami sindrom Marfan, yaitu kelainan genetik yang mempengaruhi jaringan ikat tubuh.
Baca Juga
Dampaknya, Javier Botet tumbuh menjadi pria dengan tinggi menjulang, nyaris 2 meter, dan mempunyai ukuran tangan dan kaki yang lebih panjang dari orang pada umumnya. Begitu juga dengan jari jemari Javier, semua terlihat sangat panjang.

Dilansir dari BBC News, peran pertama Javier datang pada 2002 lalu di mana kala itu dia mendapat peran kecil dalam sebuah film Spanyol.
Mulai dari sana, karier Javier di dunia hiburan meroket. Tubuhnya yang unik membuatnya sempurna untuk peran-peran spesifik. Namanya pun sering direkrut untuk mengisi tokoh hantu, monster, setan peran lain yang menyeramkan.
Tahun 2007, Javier Botet sukses dalam perannya di film Rec. Lima tahun setelahnya, yakni pada 2013, akting Javier juga sempurna memerankan hantu perempuan dalam film Mama.
Berturut-turut setelah itu, Javier membuat penonton film horor menjerit dalam perannya di film Crimson Peak (2015), The Conjuring (2016), The Mummy dan It (2017).
Dalam wawancara dengan BBC News, Javier Botet pernah berkata jika kebanyakan penonton Mama berasumsi jika tokoh hantu yang dia perankan merupakan rekayasa digital.
"Tak ada seorang pun yang tahu, jika 90% tokoh hantu yang mereka lihat dalam film Mama adalah asli, itu aku," kata pria yang menghabiskan masa kecilnya di rumah sakit demi berjuang melawan sindrom Marfan ini.
Terkini
- Vulnerable atau Oversharing? Menakar Batas Cerita Perempuan di Dunia Maya
- Merayakan Cinta Lewat Lagu, KOSTCON 2025 Hadirkan Konser OST K-Drama Pertama dan Terbesar
- Solusi Rambut Sehat dan Berkilau dengan Naturica, Wajib Coba!
- Kamu Terlalu Mandiri: Ketika Kemandirian Perempuan Masih Dianggap Ancaman
- Support System Seumur Hidup: Bagaimana Kakak Adik Perempuan Saling Menguatkan?
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif