Dewiku.com - Memiliki kepala botak memang kerap membuat penampilan berbeda dari biasanya. Namun, siapa sangka berkepala botak juga bisa bikin petugas kantor imigrasi kerepotan?
Seorang pria bernama Nazirul Nazrin memopulerkan temannya sendiri, Muhammad Faridudin, yang mengalami kesulitan saat mengurus paspor.
Karena Muhammad Faridudin mempunyai kepala botak, petugas imigrasi ternyata jadi agak kesulitan mengatasi permukaan kepala yang terlalu reflektif dengan cahaya.
Pasalnya, tiap kali akan diambil gambarnya, kepala plontos Muhammad Faridudin bakal membuat foto berkilau sehingga tidak memenuhi standar keimigrasian.
Akhirnya beberapa petugas berinisiatif untuk mengatasinya dengan cara memegang semacam kain hitam guna mengatasi efek berkilau yang dihasilkan oleh pantulan cahaya kamera.
"Sangat silau sampai petugas imigrasi harus memakaikannya tutup kepala," tulis Nazirul pada unggahannya di Facebook belum lama ini.
Rupanya unggahan video singkat Nazirul Nazrin itu jadi viral di media sosial. Banyak netizen yang terhibur dengan video ini hingga dibagikan ribuan kali oleh pengguna.
Postingan ini pun dikomentari oleh ribuan orang. Biasanya mereka akan memberi tahu rekan lainnya yang juga punya kepala botak agar berhati-hati saat foto paspor karena pantulan cahayanya bikin petugas imigrasi kerepotan.
Terkini
- Kulit Mulus Tanpa Drama: Tren Regenerative Therapy yang Sedang Naik Daun
- Gerbong Khusus Perempuan di KRL: Solusi Aman di Perjalanan Atau Cuma Bikin Ribut?
- Clean Beauty Baru yang Siap Rebut Hati Pecinta Skincare Indonesia
- Gowes Bukan Sekadar Gaya: Perempuan Bersatu Lawan Kekerasan Digital Biar #SamaSamaAman
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan