
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Ada yang merasa kewalahan memiliki pacar anak mami? Selain cenderung manja, pacar yang terlalu bergantung dengan sang ibu biasanya sulit membuat keputusan sendiri. Hampir selalu ada campur tangan orang tua dalam hubungan cinta kalian.
Melansir Hellosehat, beberapa ciri pacar yang cenderung anak mami di antaranya:
- Tidak bisa mengatakan "tidak" pada ibunya walau bertentangan dengan keinginannya
- Sang ibu selalu dianggap benar dan tak pernah salah
- Selalu membela ibu dibandingkan dengan Anda
- Tak dapat terima jika sang ibu dikomentari negatif walau misalnya itu adalah fakta
- Tak bisa membuat keputusan tanpa campur tangan sang ibu
Berbagai sikapnya sebagai anak mami bakal sangat rentan memicu konflik. Misalnya, Anda dan pasangan sudah janjian bertemu tetapi tiba-tiba sang ibu minta untuk ditemani ke supermarket.
Sebagai anak yang sangat dekat dengan sang ibu, ia pasti tak bisa menolaknya. Kemungkinan besar, ia bakal memilih membatalkan janjinya dengan Anda.
Baca Juga
Kalau hanya sekali dua kali, tentu ini tak menjadi masalah. Bagaimanapun orangtua adalah prioritas utama yang tidak boleh diabaikan.

Namun, jika pacar menjadi amat sangat tergantung dengan ibunya hingga terkesan tak bisa mandiri, Anda harus bersiap menerima kenyataan itu.
Sikap dan sifat anak maminya kemungkinan besar sudah tertanam dan akan terus terbawa. Bukan mustahil setelah menjadi suami atau istri, ia bakal tetap seperti itu tanpa ada perubahan. Apakah Anda siap menghadapi segala risikonya?
Ketika pacar Anda menunjukkan tanda-tanda anak mami tapi Anda ingin tetap bertahan, segeralah ambil langkah tindak lanjut.
Kunci dari hubungan sehat adalah tak menyimpan sendiri perasaan Anda, terutama kekesalan. Pasangan mungkin tidak pernah sadar bahwa ia sangat bergantung pada ibunya. Bisa jadi ia juga tak pernah tahu bahwa Anda selama ini merasa kesal saat ia selalu mengabaikan Anda karena ibunya.
Cobalah komunikasikan perasaan Anda. Sampaikan berbagai keberatan Anda soal sikap dia yang cenderung anak mami.
Dorong dan berikan pengertian padanya bahwa semakin bertambah usia, seseorang perlu punya kemandirian, pun dalam hal membuat keputusan dari hal-hal terkecil. Sampaikan bahwa orangtua tentu boleh menasihati tapi keputusan tetap ada di tangan kita masing-masing.
Ungkapkan pada pasangan bahwa Anda cuma ingin membantunya menjadi lebih dewasa. Sampaikan juga bahwa dalam hubungan, kerja sama kedua belah pihak sangat dibutuhkan sehingga Anda hanya ingin mencari cara agar hubungan kalian bisa terus berjalan.
Jika pasangan memberikan argumen penolakan setelah Anda mencoba membicarakannya baik-baik, semua kembali pada Anda. Hanya Anda yang tahu apakah memang sanggup melanjutkan hubungan atau cukup menyudahinya sampai di sini saja.
Terkini
- Women News Network: Menguatkan Suara Perempuan dari Aceh hingga NTT
- Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
- Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
- Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
- Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
- Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
- Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
- Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
- Musikal untuk Perempuan: Merayakan Persahabatan Lewat Lagu Kunto Aji dan Nadin Amizah
- Melangkah Sendiri, Merdeka Sepenuhnya: Kenapa Perempuan Pilih Solo Traveling?