lifestyle

Punya Satu Kaki, Model Cantik Ini Tak Peduli Kondisinya Jadi Bahan Ejekan

Punya satu kaki membuatnya kerap dijadikan bahan ejekan.

Rima Sekarani Imamun Nissa
Kamis, 07 November 2019 | 20:13 WIB

Melihat seseorang dengan keterbatasan fisik rupanya tak membuat nurani orang lain menjadi lebih peka. Baru-baru ini, wanita asal Selandia Baru dihina karena hanya memiliki satu kaki.

Seorang model cantik bernama Cherie Louise jadi bahan tertawaan karena kondisi fisiknya. Wanita yang hanya punya satu kaki ini jadi korban bully ketika menjawab pertanyaan random dari salah satu warganet di Twitter.

Pertanyaan itu kurang lebih berbunyi tentang hal apa yang tidak bisa dia lakukan. Cherie menjawabnya dengan sebuah mirror selfie dan menunjukkan satu kakinya dibantu dengan sebuah penyangga.

Baca Juga: 8 Arti Mimpi Buaya Putih, Bukan Pertanda Mistis

"Menyilang kakiku," jawabnya.

Jawaban Cherie lantas dihujani dengan komentar jahat yang melebihi batas kewajaran. Beberapa pria bahkan memanfaatkan keterbatasan fisiknya untuk membuat lelucon.

Cherie dikatakan memiliki tubuh sempurna, wajah cantik, dan setengah kaki. Ia sendiri tak pernah menanggapi lelucon itu dan cuma menganggapnya sebagai angin lalu.

Baca Juga: Tes Kesetiaan via Google Form, Berani Coba?

Dilansir dari Metro, Cherie kehilangan kaki kanannya saat berusia 6 tahun karena menderita kanker tulang.

Semenjak itu ia bertahan hidup dengan kaki kiri dan penyangga. Tak mudah bagi Cherie untuk menjalani hidup, terlebih dirinya kerap menerima perlakuan tidak adil karena keterbatasan fisik.

Itulah mengapa ia kini aktif sebagai motivator yang memberi semangat pada orang lain di luar sana agar lebih percaya diri dan tak kecil hati karena fisik yang tak sempurna.

Sekarang Cherie tumbuh sebagai wanita tangguh yang sering menerima pemotretan dengan konsep khusus berkaitan dengan fisiknya. Dirinya cukup dikenal di dunia model dan sering menebarkan pesan positif di akun Instagramnya.

Suatu kali, Cherie bercerita jika ia sering menerima ejekan secara terang-terangan, bukan hanya dari media sosial tapi dari orang-orang yang ditemuinya secara langsung.

Baca Juga: BINUS Graduate Buka Program Magister Desain untuk Mendukung Pertumbuhan Industri Kreatif di Indonesia

"Hanya karena aku terbisa mendengar (ejekan) itu dan tak marah tentang itu, bukan berarti aku memahaminya," ujar dia.