Dewiku.com - Yayasan Biennale Yogyakarta (YBY) memberikan penghargaan kepada seniman yang memiliki dedikasi, komitmen, kontribusi, prestasi, dan reputasi unggul dalam profesinya. Penganugerahan Lifetime Achievement Art Award pun kembali digelar di Biennale Jogja 2019.
Kriteria penerima penghargaan ini dapat dikerucutkan menjadi sosok yang punya kontribusi dan berpengaruh besar pada dunia seni rupa. Hal tersebut utamanya pada aspek kreativitas, pemikiran, dan kontribusi pada kehidupan seni/seni rupa. Sosok tersebut juga telah aktif di dunia seni/seni rupa selama lebih dari 25 tahun.
Penganugerahan Lifetime Achievement Art Award - Biennale Jogja XV Equator #5 2019 diberikan kepada penulis dan kritikus seni Bambang Bujono.
Bambang Bujono dinilai telah menginspirasi generasi muda dalam aspek pencapaian kreativitas, pemikiran, dan keberpihakannya pada perkembangan penciptaan dan pemikiran seni/seni rupa.
"Hadiah ini adalah untuk ekosistem seni rupa. Karena, seni rupa itu tanpa wacana lainnya yang berkaitan dengan dunia tulis menulis, tampaknya tidak akan berjalan dengan baik," kata Bambang Bujono dalam acara Penganugerahan Lifetime Achievement Art Award - Biennale Jogja XV Equator #5 2019 di Jogja National Museum, Minggu (24/11/2019) malam.
"Menurut saya, dunia jurnalistik tidak hanya menghubungkan peristiwa sehari-sehari dengan publik, tetapi juga sebagai sesuatu yang dianggap serius untuk publik," ungkapnya kemudian.
"Jadi sebetulnya saya ini bisa dikatakan mendestralisasi ruang pameran. Ruang pameran, khususnya di tahun 60-an, seperti ruangan angker. Tulisan di surat kabar dan majalah itu membuat yang angker ini bisa dinikmati," lanjutnya.
Artwork untuk Lifetime Achievement Art Award tahun ini dibuat oleh seniman Biennale Jogja XV Dian Suci Rahmawati. Dian sendiri adalah ilustrator dan seniman asal Yogyakarta. Karya-karyanya berangkat dari observasi dan pengalamannya sebagai perempuan dalam ranah domestik.
Sementara itu, Lifetime Achievement Art Award (LAAA) diberikan pertama kali pada tahun 2005, bersamaan dengan penyelenggaraan Jogja Biennale VIII. Penerimanya G. Sidharta Soegijo dan Sukasman.
Berturut-turut kemudian pada 2007, yakni penyelenggaraan Biennale Jogja IX, penerimanya Profesor Sedarso Sp., M.A., dan Edhi Soenarso. Pada 2009 di Biennale Jogja X, penerimanya Kartika Affandi dan Soenarto Pr.
Baca Juga
Selanjutnya pada 2011, yaitu saat penyelenggaraan Biennale Jogja XI, penerima penghargaan ini adalah Djokopekik. Pada 2013 di Biennale Jogja XII, penerimanya Moelyono. Tahun 2015 saat Biennale Jogja XIII, penerimanya adalah Jim Supangkat.
Sementara itu pada 2017, bersamaan dengan penyelenggaraan Biennale Jogja XIV "Equator", Lifetime Achievement Art Award dianugerahkan kepada dua orang.
Pertama adalah Drs. Wiyadi, seorang guru seni rupa yang mengajar di SSRI/SMSR Yogyakarta, kini SMK, dan sudah pensiun. Kedua adalah Drs.Sunaryo, perupa yang berkarya melalui seni lukis dan patung, mengajar dan kini sudah pensiun di FSRD ITB Bandung.
Terkini
- Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Tips untuk Orang Tua Masa Kini
- Kenapa Cewek Suka Mengingat-Ingat Kesalahan Pasangan? Ini Penjelasannya
- The Club Series: Kuas MUA Sporty-Luxury yang Bikin Makeup Auto Flawless
- Quality Time Ala Keluarga Modern: Nggak Perlu Jauh, yang Penting Bermakna
- Olahraga Makin Hits, Outfit Tetap Santun: Tren Sportwear Modest yang Lagi Naik Daun
- Ketika Kehamilan Datang Tanpa Diminta: Sunyi, Stigma, dan Ruang #SamaSamaAman yang Mesti Kita Ciptakan
- Semakin Dewasa, Circle Makin Kecil: Ternyata Ini Bukan Salah Siapa-Siapa
- Akses Layanan Kesehatan Kelas Dunia, Kini Lebih Dekat untuk Keluarga Indonesia
- Seventh Anniversary, Noera Beauty Rilis Sunscreen Physical dengan Formula Baru yang Inovatif
- Regenerative Beauty: Tren Baru yang Bikin Kulit Glowing Alami Tanpa Kesan 'Diisi'