Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Apakah Anda termasuk golongan orang yang senang merapikan pulasan lipstik atau lip tint dengan jari? Lalu, bagaimana cara Anda membersihkan jari setelahnya?
Anda mungkin termasuk orang yang selalu sedia tisu kering maupun basah untuk membersihkan jari-jari yang terkena noda lipstik. Beberapa orang bahkan lebih mantap jika mereka sekalian cuci tangan.
Namun, apa yang terjadi di Korea Selatan ternyata agak berbeda. Kebiasaan mengelapkan jari kotor akibat terkena noda lip tint di tembok toilet sedang jadi topik hangat warganet setempat.
Melansir Koreaboo, orang-orang menganggap hal itu lebih mudah ketimbang harus mencuci tangan atau mengelapnya dengan tisu.
Baca Juga
Memang tidak mudah mengubah kebiasaan buruk. Namun, bukan berarti tak ada upaya yang bisa dilakukan.
Contohnya, seseorang mencoba meletakkan selembar karton di dinding toilet wanita. Harapannya, karton itu dapat digunakan para perempuan sebagai "tint zone" atau tempat mengoleskan sisa lip tint di jari mereka.
"Tolong jangan mengelapkan lipstik atau lip tint milikmu di tembok!!! Itu tak bisa dihilangkan sehingga terlihat jorok. Mohon gunakan tisu toilet. Mohon lakukanlah," demikian pesan yang tertulis di dekat karton tersebut.
Dalam foto yang beredar, terlihat karton yang disediakan itu telah mempunyai banyak noda bekas lipstik maupun lip tint. Meski begitu, noda serupa juga masih saja tampak di tembok.
Warganet Korea pun ramai-ramai berkomentar soal kebiasaan mengelapkan jari kotor ke tembok toilet.
"Ini serius, setiap kali aku melihatnya, aku merasa jijik setengah mati. Kenapa mereka mesti mengelapkannya ke tembok?" komentar seorang warganet.
"Itu benar-benar tak terlihat higienis. Bukankah lebih baik mencuci tanganmu saja?" komentar warganet lainnya.
"Mereka mempunyai uang untuk membeli lip tint tapi bahkan tak mampu membeli selembar tisu?" celetuk yang lain.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri