Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Dewiku.com - Meghan Markle selalu menarik perhatian banyak orang termasuk media-media di dunia. Semua yang ia lakukan seolah jadi santapan lezat pers. Tak cuma media Inggris, media Amerika tempat sang duchess berasal pun melakukan hal yang sama.
Bedanya, media Inggris selalu memberitakan Meghan Markle dari sudut pandang negatif. Entah itu kesalahannya yang terlalu disorot atau hal lain yang dikaitkan dengan pemberitaan negatif.
Media Amerika pernah disanjung oleh penggemar karena memberitakan Meghan Markle dari sudut pandang yang lebih netral. Rupanya, hal itu tak berlaku lama.
Saat pasangan ini menarik diri dari kerajaan, Amerika Serikat secara luas bersimpati pada mereka. Media Amerika juga mulai melakukan liputan pers positif sebagai dukungan mereka untuk melawan pemberitaan rasis terhadap Meghan.
Baca Juga
Namun, nyatanya setelah Meghan dan suaminya, Pangeran Harry, datang sebagai undangan di acara JP Morgan Chase, pasangan ini mulai disorot sisi negatifnya juga oleh media Amerika.
Bukan tanpa sebab, JP Morgan Chase merupakan firma sekuritas dan perbankan yang kerap dituduh jadi biang kerok atas kehancuran keuangan dunia tahun 2008 lalu.
Melansir Daily Mail, seorang kolumnis New York Post bernama Maureen Callahan menyebut Meghan Markle dan Pangeran Harry sebagai pasangan yang aji mumpung karena turut hadir dalam pertemuan ini.
Ia menulis Pangeran Harry sebagai sosok yang 'mengeruk kekacauan emosi dengan harga yang tepat' dan bahkan menyebut pasangan itu sebagai 'orang bebas, sinis'.
"Cuma beberapa pekan keluar dari Istana Buckingham dan menyatakan mereka menderita hidup sebagai orang kaya, dipenuhi segala kebutuhannya dan titel sebagai bangsawan senior membuat keduanya tidak tahan sehingga harus mengambil keputusan tersebut agar bisa hidup normal terutama untuk anak," tulisnya.
"Namun Harry dan Meghan menjual barang dan jasa mereka, apapun itu tetap kepada penawar tertinggi," lanjut kolumnis itu.
Terkini
- Ladang Mimpi yang Berubah Jadi Neraka: Tragedi 100 Wanita Thailand di ' Peternakan Telur Manusia' Georgia
- Mengenal Roehana Koeddoes: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia
- Stigma atau Realita: Perempuan Enggan Bersama Laki-laki yang Tengah Berproses?
- Komunitas Rumah Langit: Membuka Ruang Belajar dan Harapan bagi Anak-anak Marginal
- Subsidi BPJS Kesehatan Terancam, Siapa yang Paling Terdampak?
- Komnas Perempuan Soroti Perlindungan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender
- Damkar Dipanggil, Polisi Ditinggal: Mengapa Publik Lebih Percaya Damkar?
- Tantangan dan Realitas Jurnalis Perempuan di Indonesia: Menyingkap Kesenjangan di Ruang Redaksi
- Memahami dan Merawat Inner Child: Kunci untuk Menyembuhkan Luka yang Tak Terlihat
- Working Holiday Visa Australia: Tiket Emas untuk Kerja dan Hidup di Luar Negeri